adjar.id - Pada buku Bahasa Indonesia Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas XI Kurikulum Merdeka, Bab 6, halaman 201-202, terdapat soal seputar karya ilmiah.
Soal yang akan kita bahas ada pada kegiatan 1 nomor 5 dan 6.
Kita diminta untuk menuliskan ulang kalimat dan penggalan teks agar bermakna denotasi, menggunakan ejaan yang benar, dan memenuhi kaidah bahasa karya ilmiah.
Nah, berikut pembahasan soal tersebut yang dapat dijadikan sebagai referensi.
Simak, yuk!
Kegiatan 1
Menjawab pertanyaan berdasarkan karya ilmiah "Karakteristik Vegetasi Habitat Orang Utan (Pongo pygmaeus morio) di Hutan Tepi Sungai Menamang, Kalimantan Timur"
Buatlah kelompok bersama 4-5 siswa lain. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
5. Buatlah kalimat berikut menjadi kalimat efektif dan bermakna denotasi dengan ejaan yang benar.
Kalimat:
Paphiopedilum violascens adalah anggrek berkantung cantik tanpa bintik hitam yang merupakan spesies anggrek endemik Papua yang hidupnya banyak ditemukan di hutan hujan di bagian dataran rendah sampai pegunungan bagian bawah.
Jawaban:
Paphiopedilum violascens adalah spesies anggrek endemik Papua yang kantungnya tidak berbintik hitam dan bisa ditemukan di hutan hujan di bagian dataran rendah sampai pegunungan bagian bawah.
6. Paragraf berikut ini belum sesuai dengan bahasa baku bagi karya ilmiah.
Ubahlah kalimat-kalimat tersebut agar memenuhi kaidah bahasa karya ilmiah.
Karya ilmiah:
MALEO SENKAWOR
Di desa Saluki Sulawesi Tengah dapat ditemukan burung maleo senkawor.
Burung maleo yang jambulnya berwarna hitam ini sudah mulai langka. Burung maleo berkembang biak dengan bertelur.
Namun, telur ini tidak ditetaskan oleh induk maleo.
Saat hendak bertelur, induk maleo dan pasangannya menggali lubang-lubang galian sedalam 50 cm atau lebih.
Telur burung maleo dipendam di dalam tanah dan ditinggalkan.
Biasanya telur ini dipendam di pantai berpasir panas atau pegunungan yang memiliki sumber panas bumi. Panas dari alam ini yang akan membantu proses penetasan.
Walaupun sepasang burung maleo menggali banyak lubang galian untuk memendam telur, telur mereka hanya satu butir.
Galian yang jumlahnya banyak itu untuk mengecoh predator. Telur burung maleo ukurannya seperti raksasa bila dibanding dengan telur ayam, ukurannya lima kali lebih besar.
Para pemangsa, selain menyukai telur maleo juga merupakan pemangsa anak burung maleo.
Sedari menetas, anak burung maleo harus dapat menghindari hewan pemangsa seperti ular, elang, kucing, dan babi hutan.
Karena habitatnya yang unik ini, populasi maleo senkawor makin sedikit. Saat ini maleo senkawor mempunyai status genting (endangered) menurut IUCN.
Jawaban:
Maleo Senkawor
Di desa Saluki Sulawesi Tengah dapat ditemukan burung maleo senkawor yang mulai langka.
Burung maleo berkembang biak dengan bertelur yang dipendam di dalam tanah sedalam 50 cm atau lebih.
Biasanya telur ini dipendam di pantai berpasir panas atau pegunungan yang memiliki sumber panas bumi.
Panas dari alam ini yang akan membantu penetasan telur.
Burung maleo hanya bertelur satu butir yang berukuran lima kali telur ayam.
Namun, pasangan burung maleo menggali banyak lubang galian untuk mengecoh predator.
Para pemangsa, selain menyukai telur maleo juga merupakan pemangsa anak burung maleo.
Sedari menetas anak burung maleo harus dapat menghindari hewan pemangsa seperti ular, elang, kucing, dan babi hutan.
Nah, itulah pembahasan soal seputar karya ilmiah "Karakteristik Vegetasi Habitat Orang utan (Pongo pygmaeus morio) di Hutan Tepi Sungai Menamang, Kalimantan Timur" nomor 5-6.
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR