adjar.id – Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 10 edisi revisi 2017, terdapat soal Uji Kompetensi di halaman 234.
Pada soal tersebut, terdapat beberapa pertanyaan tentang kerajaan Islam yang pernah berdiri di Nusantara.
Pada zaman dahulu, Nusantara dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam yang membuatnya banyak disinggahi para pedagang.
Wilayah Nusantara dikelilingi oleh lautan yang menjadi jalur pelayaran dan perdagangan antarsuku bangsa.
Sejak abad ke-13, terdapat kerajaan bercorak Islam atau Kesultanan yang berdiri di Nusantara, di antaranya Samudra Pasai dan Malaka.
Berawal dari wilayah Sumatra, penyebaran kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara semakin cepat.
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang ikut menyebarkan agama Islam ke wilayah-wilayah lain di Nusantara.
Nah, berikut pembahasan soal Uji Kompetensi tentang kerajaan Islam di Nusantara.
Pembahasan soal ini dapat dijadikan sebagai referensi, Adjarian. Kita simak bersama-sama, yuk!
Uji Kompetensi tentang Kerajaan Islam di Nusantara
1. Jelaskan latar belakang berdirinya Kerajaan Demak!
Baca Juga: Raja-Raja Terkenal di Kerajaan Samudera Pasai
Jawaban: Runtuhnya Kerajaan Majapahit di tahun 1478 menjadi awal berdirinya Kerajaan Demak di Pulau Jawa.
Pada tahun 1500 Kerajaan Demak secara resmi berdiri dan raja pertamanya adalah Raden Patah.
Wali Songo yang berasal dari Kerajaan Demak kemudian melakukan penyiaran dan penyebaran agama Islam di Jawa.
Wali Songo menjadikan Kota Demak sebagai pusat kegiatan agama Islam di Pulau Jawa.
2. Bagaimana proses berdirinya Kerajaan Mataram?
Jawaban: Kerajaan Mataram awalnya memiliki hubungan yang erat dengan Kerajaan Pajang.
Kerajaan Mataram bisa berdiri setelah mengalahkan Arya Penangsang yang dipimpin oleh Ki Ageng Pemanahan ke Kerajaan Pajang.
Lalu Pangeran Benawa ingin merebut Kerajaan Pajang dan memindahkannya ke Mataram. Hal itu berhasil dan berdirilah Kerajaan Mataram.
3. Gambarkan skema struktur birokrasi pemerintahan Kerajaan Mataram!
Jawaban: Struktur birokrasi Kerajaan Mataram terdiri atas:
- Raja atau Sultan yang merupakan pemimpin tertinggi Kerajaan Mataram.
Baca Juga: Kerajaan-Kerajaan Bercorak Islam di Sulawesi
- Patih Kerajaan, Wedanan, keluarga kerajaan, abdi dalam, prajurit dan lain sebagainya yang bertugas sebagai pejabat internal Keraton.
- Raja atau Sultan dapat membawahi secara langsung pemimpin desa atau bupatinya, tetapi bisa juga diwakilkan oleh pejabat internal kerajaan.
- Bupati yang membawahi Wedana atau Demang yang tugasnya untuk mambantu tugas-tugas Bupati.
- Penewu atau penatus yang bertugas untuk menerima perintah langsung dari Wedana atau Demang yang kemudian disampaikan kepada bawahannya lagi.
- Lurah desa atau pemimpin desa yang bertugas untuk memimpin desa tempat tinggalnya.
4. Diskusikan dan buat tulisan ringkas tentang kejatuhan kerajaan Banten ke tangan VOC!
Jawaban: VOC berdiri di daerah Banten yang membuat Kerajaan Banten sangat kesulitan karena VOC melakukan monopoli perdagangan.
Hal ini membuat Sultan Ageng tidak senang dan melakukan perlawanan terhadap VOC.
Akan tetapi, perlawanan tersebut gagal dan VOC mengatur siasat untuk bisa masuk ke Kerajaan Banten agar dapat menguasai perdagangan di sana.
Pada tahun 1950, Kerajaan Banten melakukan penyerangan kembali di bawah pimpinan Ratu Bagus Buang dan Kiai Tapa ke titik pertahanan VOC.
Akan tetapi hal tersebut tetap saja gagal dan membuat pasukan Banten kalah dalam perlawanan tersebut.
Baca Juga: Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau Jawa
5. Tuliskan biografi singkat Sultan Ageng Tirtayasa!
Jawaban: Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari Sultan Abdul Ma'ali Ahmad yang menjadi sultan Banten pada tahun 1640 sampai 1650.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Banten mengalami kemajuan yang sangat pesat karena letak geografis kerajaan yang sangat strategis.
Pada masa pemerintahannya juga, Kerajaan Banten sering berseteru dengan VOC karena menerapkan sistem monopoli perdagangan.
Selain itu, VOC juga menerapkan pelabuhan terbuka yang merugikan bagi Kerajaan Banten.
6. Jelaskan apa makna dan pelajaran yang kita peroleh tentang Perjanjian Bongaya di Sulawesi!
Jawaban: Perjanjian Bongaya adalah perjanjian tentang pembagian kekuasaan wilayah antara Kerajaan Gowa-Tallo dengan VOC di Sulawesi Selatan.
Perjanjian ini disepakati pada 18 November 1667 dengan tujuan untuk menghentikan korban dan kerugian karena perang Kerajaan Gowa-Tallo dengan VOC.
Pelajaran yang bisa diambil dari Perjanjian Bongaya ini adalah jika kita sedang dalam pilihan yang berat sebisa mungkin kita harus memikirkannya dengan matang.
Walaupun sulit, sebaiknya kita memilih pilihan dengan risiko terkecil.
7. Dari nama-nama kerajaan di Sulawesi di atas, kamu pilih satu dan berikan penjelasan singkat tentang kerajaan tersebut, misalnya kapan berdiri, siapa rajanya, pernahkah berperang melawan Belanda dan sebagainya!
Baca Juga: Contoh Soal dan Jawaban Sejarah Kerajaan Islam di Pulau Jawa
Jawaban: Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Sulawesi Selatan yang berdiri pada abad ke-13 di bawah kekuasaan Sultan Hasanuddin.
Kerajaan ini pernah berperang melawan Belanda, di mana Sultan Hasanuddin mengerahkan 7000 pasukannya untuk mengusir Belanda.
Tetapi, karena persenjataan yang lebih lengkap dan memadai, Belanda berhasil mengalahkan pasukan Sultan Hasanuddin.
Pertempuran yang terjadi antara Kerajaan Gowa-Tallo dengan Belanda berakhir dengan adanya Perjanjian Bongaya.
Meski begitu, Sultan Hasanuddin tidak setuju dengan isi perjanjian tersebut, sehingga kembali melakukan perlawanan.
Akan tetapi, Belanda berhasil menguasai benteng Somba Opu dan berhasil mengalahkan Sultan Hasanuddin.
8. Jelaskan proses islamisasi di Maluku!
Jawaban: Proses Islamisasi di Maluku terjadi karena peran dari para ulama yang berasal dari Jawa.
Pada tahun 1486, Sunan Giri memperkenalkan Islam kepada Zainal Abidin yang merupakan raja Kerajaan Ternate.
Kemudian, penyebaran Islam berkembang sangat pesat di Maluku yang membuat Kerajaan Ternate dan Tidore memeluk agama Islam.
9. Ceritakan secara singkat tentang Sultan Baabullah!
Baca Juga: Sejarah Masa Kejayaan hingga Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai
Jawaban: Sultan Baabullah adalah sultan dari Kerajaan Ternate yang memimpin kerajaan sejak tahun 1570 sampai 1583.
Sultan Baabullah berhasil mengalahkan Portugis yang pada saat itu menguasai Maluku dan berhasil menyerah tanpa syarat pada tahun 1575.
Pada masa pemerintahannya, Sultan Baabullah berhasil membuat Kerajaan Ternate semakin berkembang pesat.
Kekuasaan Kerajaan Ternate bahkan mencakup wilayah Bulton dan Pulau Selayar di Sulawesi.
10. Ceritakan hubungan antara kerajaan Ternate dan Tidore dengan tokoh-tokoh ulama dari Gresik!
Jawaban: Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang berdekatan dan mulai abad ke-16 kedunya menganut agama Islam.
Ajaran Islam di kedua kerajaan tersebut di bawa oleh para pedagang dari Jawa dan Malaka.
Ajaran agama Islam yang berasal dari Jawa disebarkan oleh salah satu Wali Songo, yaitu Maulana Malik Ibrahim atau dikenal sebagai Sunan Gresik.
Nah, itu tadi pembahasan soal Uji Kompetensi tentang kerajaan Islam di Nusantara, Adjarian.
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X edisi revisi 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR