adjar.id – Interaksi keruangan dalam ilmu geografi merupakan suatu hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih.
Interaksi inilah yang kemudian menyebabkan adanya kenampakan, gejala, atau permasalahan baru.
Kuat lemahnya interaksi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, Adjarian, yaitu:
1. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi.
2. Adanya kesempatan untuk berintervensi.
3. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang.
O iya, interaksi keruangan terjadi karena tidak ada satu pun wilayah yang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
Maka dari itu, terjadilah interaksi antarwilayah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing wilayah.
Para ahli kemudian banyak yang mengembangkan teori interaksi spasial, di antaranya K.J. Kansky dan W.J. Reilly.
Pengaplikasian teori interaksi ini dapat diterapkan dalam perencanaan pembangunan.
“Suatu wilayah membutuhkan wilayah lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya, sehingga muncullah teori interaksi keruangan.”
Baca Juga: Perubahan Akibat Interaksi Antarruang
Berikut beberapa contoh dari teori interaksi keruangan.
1. Model Gravitasi
Teori gravitasi pertama kali diperkenalkan dalam ilmu fisika oleh Sir Issac Newton di tahun 1687.
Ini dari teori ini adalah bahwa dua buah benda yang memiliki massa tertentu akan mempunyai gaya tarik menarik antara keduanya yang dikenal sebagai gaya gravitasi.
Nah, model gravitasi Newton ini kemudian diterapkan oleh W.J. Reilly di tahun 1929 untuk mengukur kekuatan interaksi keruangan antara dua wilayah atau lebih.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Reilly berpendapat bahwa kekuatan interaksi antara dua wilayah yang berbeda dapat diukur dengan memerhatikan faktor jumlah penduduk dan jarak antarwilayah.
Perbandingan potensi interaksi antarwilayah dengan memanfaatkan formula Reilly ini bisa diterapkan jika kondisi wilayah yang dibandingkan memenuhi syarat tertentu.
Adapun syarat tersebut meliputi:
- Kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, mata pencaharian, mobilitas, dan kondisi sosial budaya penduduk di setiap wilayah yang dibandingkan relatif sama.
- Kondisi alam setiap wilayah relatif sama, terutama berkaitan dengan topografinya.
- Keadaan sarana dan prasarana transportasi yang menghubungkan wilayah-wilayah yang dibandingkan relatif sama.
Baca Juga: Kumpulan Soal UTBK SBMPTN, Jawaban, dan Penjelasan Pola Keruangan Desa Kota
2. Teori Titik Henti
Teori titik henti merupakan hasil modifikasi dari teori gravitasi Reilley, Adjarian.
Teori ini memberikan gambaran tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan wilayah perdagangan dari dua kota atau wilayah yang berbeda jumlah dan komposisi penduduknya.
Teori titik henti juga dapat digunakan dalam memperkirakan penempatan lokasi industri atau pusat pelayanan masyarakat.
Penempatan ini dilakukan di antara dua wilayah yang berbeda jumlah penduduk agar terjangkau oleh penduduk setiap wilayah.
O iya, teori titik henti bisa juga dimanfaatkan untuk merencanakan pusat pelayanan masyarakat, seperti pusat perdagangan, kantor pemerintahan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan lainnya.
3. Teori Grafik
Salah satu faktor yang mendukung kekutan dan intensitas interaksi antarwilayah adalah kondisi prasarana transportasi yang menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lainnya.
Jumlah dan kualitas prasarana jalan, baik jalan raya, jalan udara, maupun jalan laut tentu sangat memperlancar laju dan pergerakan distribusi manusia, barang, dan jasa antarwilayah.
Nah, antara satu wilayah dengan wilayah lain selalu dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi, sehingga membentuk pola jaringan transportasi.
Tingkat kompleksitas jaringan yang menghubungkan berbagai wilayah merupakan salah satu indikasi dari kuatnya arus interaksi.
Baca Juga: Pola Keruangan Desa dan Kota: Definisi, Klasifikasi dan Tata Ruang
Untuk menganalisis potensi kekuatan interaksi antarwilayah yang ditinjau dari struktur jaringan jalan, maka muncullah teori grafik.
Teori grafik ini dikemukakan oleh K.J. Kansky dengan membandingkan jumlah kota atau daerah yang mepunyai banyak rute jalan sebagai sarana penghubung kota-kota tersebut.
Menurut Kansky, kekuatan interaksi ditentukan dari indeks konektivitas, semakin tinggi nilai indeksnya, maka semakin banyak jaringan jalan yang menghubungkan kota yang sedang dikaji.
Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap potensi pergerakan manusia, barang dan jasa karena prasarana jalan sangat memperlancar tingkat mobilitas antarwilayah.
“Teori interaksi keruangan meliputi model gravitasi, teori titik henti, dan teori grafik.”
Itulah tiga teori interaksi keruangan dalam ilmu geografi, Adjarian.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan model gravitasi dalam teori interaksi keruangan? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
---
Sumber: Buku Geografi Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial Karya Bambang Utoyo.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR