Perang bagi masyarakat Lembah Baliem merupakan inti sari dari romantika kehidupan masyarakat.
Itulah beberapa prinsip yang dipegang oleh masyarakat Lembah Baliem, Adjarian.
Prinsip-prinsip inilah yang dinamakan dengan kearifan lokal Lembah Baliem.
Meski kehidupan mereka sangat sederhana, tetapi mereka memiliki mekanisme tersendiri dalam memecahkan permasalahan yang ada di antara mereka.
2. Menggunakan Kearifan Nusantara
Pada saat kita dihadapkan pada beragam konflik dan sengketa yang terjadi di antara etnis atau suku bangsa yang ada di Indonesia, belajar dari sejarah adalah cara yang paling tepat.
Pada masa penjajahan Belanda, bangsa Indonesia telah merasakan sulitnya merangkai nilai persatuan untuk menghadapi penjajah secara bersama-sama.
Bangsa Indonesia pun mulai menyadari hal tersebut di tahun 1928.
Saat itu, bangsa Indonesia mengakui Indonesia sebagai identitas bersama yang bisa mengatasi berbagai perbedaan kebudayaan di antara suku bangsa yang ada.
Nasionalisme Indonesia akhirnya terbentuk dalam wujud pengakuan bahasa, kebangsaan, dan tanah air.
Dampaknya adalah perjuangan menghadapi penjajah semakin bisa terlihat hasilnya, Adjarian.
Baca Juga: Klasifikasi Kelompok Masyarakat Multikultural Menurut J.S Furnival
Puncak dari pencarian identitas tersebut ditemukan pada saat Pancasila disepakati sebagai dasar negara dan petunjuk kehidupan bangsa.
Akhirnya kompleksitas keragaman masyarakat dan budaya Indonesia bisa diakomodasi bersama.
Nah, dasar negara inilah yang kemudian digunakan oleh para pendiri bangsa saat mendirikan sebuah negara nasional baru.
O iya, Indonesia disebut negara nasional karena terdiri atas ratusan suku bangsa yang hidup berdampingan dalam ikatan negara Indonesia.
"Upaya pemecahan masalah keanekaragaman dalam masyarakat multikultural dapat dilakukan dengan menggunakan kearifan lokal dan kearifan nusantara."
Nah, itulah bentuk upaya pemecahan masalah keanekaragaman dalam masyarakat multikultural.
Coba Jawab! |
Konflik apa yang dapat terjadi dalam masyarakat multikultural? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR