adjar.id - Konsep wilayah dalam ilmu geografi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pewilayahan formal dan pewilayahan rungsional.
Ada berbagai istilah yang hampir mirip dengan wilayah, misalnya lokasi, daerah atau kawasan.
Wilayah itu sendiri merupakan suatu tempat di permukaan bumi yang mempunyai karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya, Adjarian.
Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai contoh pewilayahan formal dan fungsional dalam konsep wilayah yang menjadi materi geografi kelas 12 SMA.
Karakter terpenting yang harus dimiliki sebagai suatu wilayah, yaitu terdapatnya homogenitas tertentu yang khas.
Karakteristik yang khas ini dapat berupa aspek fisis, aspek kultural, ataupun perpanduan antara berbagai aspek yang bisa menjadikan wilayah tersebut mempunyai homogenitas.
Berdasarkan aspek fisis, kekhususan wilayah dapat terjadi karena adanya perbedaan faktor alam, misalnya keterbatasan sumber daya alam.
Berdasarkan aspek kultural, kekhususan wilayah dapat disebabkan perbedaan faktor manusia, misalnya kebudayaan dan penguasaan teknologi yang dimiliki manusia.
Dengan demikian, suatu wilayah adalah suatu komplek keruangan atau komplek teritorial yang terdiri atas penyebaran berbagai gejala yang berbeda sesamanya.
Kemudian mengungkapkan suatu keseluruhan aspek tertentu (fisis ataupun kultural) sebagai ruang geografi.
"Suatu wilayah merupakan kesatuan ekosistem yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik."
Baca Juga: Pengertian, Macam, dan Tujuan Konsep Wilayah dan Perwilayahan, Materi Geografi Kelas 12 SMA
1. Contoh Perwilayahan Formal
Wilayah formal adalah suatu wilayah yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan atau homogenitas.
Misalnya, kenampakan kesamaan dalam hal fisik muka bumi, iklim, tanah, vegetasi, bentuk lahan, dan penggunaan lahan yang ada dalam wilayah tersebut.
Maka dari, wilayah yang demikian, mempunyai bentuk-bentuk kenampakan penggunaan lahan dengan pola umum dari berbagai aktivitas.
Aktivitas ini meliputi aktivitas industri, pertanian, permukiman, perkebunan, dan bentuk-bentuk penggunaan lahan lain yang relatif tetap.
Karena itu, wilayah formal lebih bersifat statis, misalnya lembah sungai yang dicirikan oleh daerah alirannya.
Pewilayahan secara formal didasarkan pada gejala atau objek yang ada di tempat tersebut atau pewilayahan berdasarkan administrasi pemerintahan.
Berikut ini beberapa contoh pewilayahan secara formal, di antaranya:
- Daerah pegunungan adalah penamaan pewilayahan secara formal, karena penamaan ini didasarkan pada ciri-ciri morfologi.
- Lahan pertanian adalah penamaan pewilayahan secara formal, karena penamaan ini didasarkan pada ciri-ciri tanaman dan pengolahan lahan.
- Lahan kehutanan adalah penamaan pewilayahan secara formal, karena penamaan ini didasarkan pada ciri-ciri vegetasi.
Baca Juga: Pewilayahan dan Jenis-Jenis Pewilayahan Berdasarkan Objek Geografis
- Perkotaan adalah penamaan pewilayahan secara formal, karena penamaan ini didasarkan pada ciri-ciri pemukiman dan jaringan jalan.
- Benua Australia adalah penamaan pewilayahan secara formal, karena penamaan ini didasarkan pada landasa kontinen dan gugus kepulauannya.
- Negara Indonesia adalah penamaan pewilayahan secara formal, karena penamaan ini didasarkan pada pengakuan internasional pada wilayah hukum Indonesia.
- Provinsi Jawa Tengah adalah penamaan pewilayahan secara formal, karena penamaan ini didasarkan pada UU yang telah ditetapkan, dengan batas-batas yang jelas.
"Wilayah formal merupakan wilayah yang didasarkan pada gejala atau objek yang ada di suatu tempat."
2. Contoh Pewilayahan Fungsional
Dalam konsep pewilayahan fungsional, tercermin adanya suatu pola keragaman dalam suatu wilayah.
Pada batas-batas tertentu, terbentuk suatu kesatuan hubungan dan pola kebergantungan yang biasanya terkontrol oleh sebuah titik pusat yang penekanannya pada hubungan fungsional.
Wilayah ini bersifat dinamis, karena ditandai oleh adanya gerakan dari dan ke pusat.
Pusat dari suatu wilayah fungsional ini disebut dengan node, Adjarian.
Batas wilayah fungsional ditentukan dari sejauh mana node dapat menarik daerah sekitarnya sehingga tercipta interaksi yang maksimal.
Baca Juga: Klasifikasi Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis
Jadi, perwilayahan secara fungsional didasarkan pada fungsi, asal-usul, dan perkembangannya.
Berikut ini beberapa contoh pewilayahan secara fungsional, di antaranya:
- Wilayah konservasi adalah penamaan pewilayahan fungsional, karena penamaan ini didasarkan pada fungsi daerah tersebut sebagai daerah yang harus dipertahankan fungsinya.
- Kota satelit adalah penamaan pewilayahan secara fungsional, karena penamaan ini didasarkan pada fungsi daerah tersebut sebagai penyangga agar penduduk dapat disebar ke kota-kota kecil di sekitar kota utama.
- Zone penyangga adalah penamaan pewilayahan secara fungsional, karena penamaan ini didasrakan pada fungsi daerah tersebut sebagai pelindung bagi daerah yang lain.
- Wilayah resapan adalah penamaan pewilayahan secara fungsional, karena penamaan ini didasarkan pada fungsi daerah yang dijadikan sebagai daerah resapan air hujan.
"Contoh pewilayahan fungsional, yaitu wilayah konservasi, kota satelit, zone penyangga, dan wilayah resapan."
Nah, itulah Adjarian, contoh pewilayahan formal dan fungsional dalam konsep wilayah.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan pewilayahan formal? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | AdjarID |
KOMENTAR