Pada tahun 1909, Tirto akhirnya dihukum dan diasingkan ke Lampung dan pada tahun 1912 kembali diasingkan ke Maluku.
Hal ini dilakukan Belanda karena kritik dan tulisan Tirto Adi Soerjo yang dimuat dalam surat kabar miliknya.
Menjelang tahun 1920, kritik terhadap kebijakan Belanda semakin ramai diberitakan oleh pers bumiputera.
Surat kabar Oetoesan Melajoe dan Soeara Perempuan menjadi suara untuk perlawanan terhadap kolonialisme di Indonesia dengan semboyan kemerdekaan.
Kritik dan perlawanan priyayi melalui pers mendapat tindakan represif dari Belanda pada dasawarsa kedua abad ke-20.
Pada tahun-tahun tersebut, terjadi banyak pemberedelan surat kabar dan penahanan berbagai tokoh pergerakan nasional.
Jadi, pers ini memiliki peranan penting dalam melawan ketidakadilan yang dilakukan pemerinath kolonial Belanda di berbagai bidang kehidupan.
Tulisan-tulisan tersebut menjadi bentuk perlawanan terhadap pemerintah Belanda.
Nah, itulah peran pers dalam perjuangan pergerakan Indonesia pada masa penjajahan Belanda, Adjarian.
Coba Jawab! |
Siapa orang pribumi pertama yang sadar tentang pentingnya pers? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR