adjar.id - Perilaku demokrasi dapat diterapkan di mana pun, termasuk di lingkungan sekolah.
Menerapkan perilaku demokrasi di lingkungan sekolah dapat membiasakan diri untuk terus berdemokrasi di manapun berada.
Contoh sederhana perilaku demokrasi di lingkungan sekolah adalah mengikuti pemilihan ketua kelas.
Hal ini mengajarkan kita untuk menggunakan hak pilih sesuai dengan hati nurani.
Perilaku demokrasi adalah tindakan yang sportif, damai, terbuka, menghargai hak orang lain, dan tidak memaksakan pendapat.
Berikut beberapa contoh perilaku demokratis di lingkungan sekolah.
Simak, yuk!
Contoh Perilaku Demokrasi di Lingkungan Sekolah
1. Mengikuti dan melakukan pemilihan pengurus OSIS sesuai dengan tata tertib.
2. Mengikuti dan melakukan pemilihan pengurus kelas.
3. Bersikap adil, tidak membeda-bedakan teman.
Baca Juga: Makna Membangun Kehidupan yang Demokratis di Indonesia
4. Ikut menentukan jadwal piket kelas dengan adil dan terbagi rata.
5. Melaksanakan musyawarah terhadap berbagai persoalan yang terjadi di kelas atau sekolah.
6. Menghormati guru dan staf sekolah.
7. Ikut melaksanakan upacara bendera dengan tertib dan khidmat.
8. Menghargai pendapat yang diutarakan teman ketika sedang berdiskusi.
9. Mempersilakan teman untuk memberikan pendapat saat berdiskusi.
10. Aktif menyampaikan pendapat saat pembelajaran.
11. Menyampaikan kritik dan saran kepada Majelis Perwakilan Kelas demi kemajuan sekolah.
12. Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
13. Menjaga komunikasi yang baik dengan semua anggota sekolah.
14. Ikut bergantian menjadi petugas upacara.
Baca Juga: Jawab Soal Contoh Perilaku yang Mencerminkan Upaya Penegakkan Nilai-Nilai Demokrasi
15. Melaksanakan kewajiban di sekolah dengan penuh tanggung jawab.
16. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.
Adjarian, itulah 16 contoh perilaku demokrasi di sekolah.
Mulai diterapkan dari sekarang, yuk!
Coba Jawab! |
Sebutkan salah satu contoh perilaku demokrasi di sekolah! |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR