adjar.id - Tahukah Adjarian apa itu kembar siam?
Kembar siam adalah kelainan dua bayi yang lahir dalam kondisi fisik menyatu atau terhubung satu sama lain.
Kembar siam merupakan kelainan langka yang menyebabkan organ bagian tubuh dua bayi menyatu.
Kelainan kembar siam dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan organ bagian tubuh yang terhubung satu sama lain.
Kasus yang paling sering ditemukan adalah terhubungnya dada pada bayi kembar siam.
Umumnya bayi kembar siam yang terhubung bagian tubuh dada hanya memiliki satu jantung, satu hati, atau satu usus.
Selain itu, ada juga bayi kembar siam yang terhubung bagian tubuh perut, punggung, kepala, panggul, wajah, dan tulang belakang.
Nah, apa gejala awal dan penyebab kembar siam?
Berikut pembahasannya.
Baca Juga: Apa Benar Jumlah Tulang Bayi Lebih Banyak dari Orang Dewasa?
Gejala Kembar Siam
Umumnya tidak ada gejala yang spesifik saat ibu mengalami kelainan dengan janin kembar siam.
Sama seperti kehamilan dengan janin kembar, ibu yang hampil kembar siam perutnya akan lebih besar dibandingkan ibu yang hamil tunggal.
Keluhan kehamilan ibu yang kembar siam juga sama dengan kehamilan yang lain, seperti mual, muntah, dan rasa lelah pada masa awal kehamilan.
Penyebab Kembar Siam
Kembar siam bisa terjadi disebabkan karena pembelahan janin kembar monozogit atau satu sel telur terlambat.
Hal ini menyebabkan pembelahaan janin tidak selesai secara sempurna.
Proses pembelahan janin umumnya terjadi pada hari ke 8 sampai 12 setelah masa pembuahan.
Jika pembelahan janin terlambat pada masa jangka waktu tersebut akan menyebabkan pembelahan terhenti dan tidak sempurna.
Baca Juga: Benarkah Kelahiran Anak Kembar Semakin ke Sini Semakin Banyak?
Hal ini menyebabkan bayi kembar akan menyatu atau terhubung satu sama lain.
Kondisi tersebut dinamakan kembar siam di mana dua sel telur yang harusnya terpisah, tetapi menyatu selama kehamilan.
Nah, itulah pengertian, gejala, dan penyebab kembar siam.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan kembar siam? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR