adjar.id - Apa yang Adjarian ketahui tentang prinsip tata krama atau kesopanan dalam ujaran Bahasa Sunda?
Tata krama bahasa juga bisa disebut dengan undak usuk basa.
Undak usuk basa merupakan bentuk kesopanaan penggunaan bahasa Sunda.
Pada prinsip kesopanan, terdapat beberapa jenis maksim di dalamnya.
Apa yang dimaksud dengan maksim?
Maksim adalah prinsip yang harus ditaati oleh penutur agar proses komunikasi berjalan dengan lancar.
Undak usuk baca memiliki enam maksim.
Keenam maksim tersebut meliputi maksim kawijaksanaan, maksim handap asor, maksim pangcocog, maksim katumarima, maksim kasimpati, dan maksim balabah.
Berikut penjelasan masing-masing.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menanyakan Jam atau Waktu dalam Bahasa Sunda?
Prinsip Tata Krama atau Kesopanan dalam Ujaran Bahasa Sunda
1. Maksim Kawijaksanaan (Kebijaksanaan)
Pada maksim kawijaksanaan, pembicara dituntut untuk menambah keuntungan dan mengurangi kegiatan lawan bicara.
Tuturan yang dilakukan pada maksim ini adalah pembicaraan komisif dan impositif.
Tuturan komisif adalah tuturan yang menyatakan janji atau tawaran seperti bersumpah, berjanji, dan lainnya.
Sedangkan tuturan impositif adalah untuk menyatakan perintah atau suruhan.
2. Maksim Handap Asor (Merendah)
Maksim selanjutnya adalah maksim handap asor atau maksim merendah.
Saat bertutur kata dengan maksim ini, penutur akan mengurangi pujian terhadap diri sendiri dan memberikan penghormatan pada lawan bicara.
Baca Juga: Cara Menanyakan Nama Orang dalam Bahasa Sunda dan Contoh Kalimat
Kita juga harus menggunakan bahasa lemes dan mengurangi bahasa loma.
3. Maksim Pangcocog (Kecocokan)
Nah, yang ketiga adalah maksim pangcocog.
Maksim ini digunakan ketika penutur dituntut untuk menjadi pendengar yang baik dan mengurangi perkataan yang kurang cocok, Adjarian.
Maksim ini dibangun oleh tuturan asertif dan ekspresif.
4. Maksim Katumarima (Penerimaan)
Maksim katumarima digunakan ketika penutur mengurangi keuntungan untuk dirinya atau banyak mengurangi keinginan.
Nah, ketika menggunakan maksim ini, biasanya perkataan dalam bentuk komisif dan impositif.
5. Maksim Kasimpatian (Simpati)
Baca Juga: Contoh Penggunaan Kata 'Naha' atau 'Kenapa' dalam Bahasa Sunda Loma
Maksim kasimpatian digunakan ketika penutur memberikan rasa simpati dan mengurangi antipati terhadap lawan bicara.
Biasanya, percakapan dengan maksim ini berisi perkataan asertif dan ekspresif, Adjarian.
6. Maksim balabah (pemurah)
Terakhir adalah maksim balabah, Adjarian.
Pada maksim ini, penutur dituntut untuk memperbanyak penghormatan dan pujian kepada pendengar.
Nah, biasanya maksim ini dibentuk oleh perkataan ekspresif dan asertif.
Itulah macam-macam prinsip tata krama atau kesopanan dalam ujaran bahasa Sunda.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan maksim handap asor? |
Petunjuk: Cek halaman 2-3. |
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR