Pada tahun 2008, Yayasan Pendidikan Media Anak mengajak Koalisi Nasional membuat peringatan Hari Tanpa Televisi.
Latar belakang peringatan Hari Tanpa Televisi disebabkan karena banyak tanyangan televisi yang tidak aman dan tidak mendidik jika ditonton oleh anak-anak.
Hal tersebut memberikan dampak besar bagi anak, apalagi mengingat anak-anak menerima informasi yang mereka lihat atau dengar tanpa difilter atau disaring terlebih dahulu.
Selain itu, peringatan Hari Tanpa Televisi yang bersamaan dengan peringatan Hari Anak Nasional dilakukan untuk memenuhi hak-hak anak.
Seperti yang diketahui bahwa anak memiliki hak-hak yang harus dipenuhi.
Salah satu hak anak yang harus dipenuhi adalah pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya.
Anak-anak Indonesia banyak menggunakan waktu luangnya untuk menonton televisi.
Baca Juga: Cara Merawat TV di Rumah agar Awet, Salah Satunya Jauhkan dari HP
Menurut penelitian, anak-anak Indonesia dalam setahun bisa menonton televisi sampai 1.600 jam.
Padahal total waktu belajar anak-anak di sekolah kurang lebih hanya 750 jam setahun.
Hal tersebut membuktikan bahwa anak-anak Indonesia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi dibandingkan belajar.
Padahal tayang televisi belum tentu aman untuk ditonton oleh anak-anak.
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR