1. Paradigma Geografi Tradisional
Berkembangnya paradigma geografi tradisional dimulai sebelum tahun 1990-an.
Pada masa tersebut berkembang tiga paradigma geografi, yaitu:
Paradigma ini ditandai dengan adanya berbagai penemuan daerah baru yang ditunjukkan dengan giatnya upaya pemetaan, penggambaran, dan pengumpulan fakta di wilayah baru.
Nah, kegiatan ini kemudian menghasilkan tulisan, gambaran, dan peta yang memberikan manfaat bagi para geograf untuk menyempurnakan yang sudah ada.
Produk yang dihasilkan dari paradigma eksplorasi ini bersifat deskripsi dan klasifikasi wilayah baru yang dilengkapi dengan fakta lapangan.
Baca Juga: Ciri-Ciri Tanah Aluvial dalam Ilmu Geografi
Sehingga, banyak pihak menyebutnya sebagai era geographical thought atau gagasan secara geografi dalam bentuk deskripsi sederhana.
“Paradigma eksplorasi menghasulkan tulisan, gambaran, dan peta daerah batu untuk menyempurnakan yang sudah ada.”
Paradigma environmentalisme adalah kelanjutan dari paradigma terdahulu yang didorong untuk meningkatkan produk yang lebih akurat dan detail.
Sehingga peneliti dituntut untuk melakukan pengukuran lebih mendalam terkait dengan elemen fisik.
Nah, paradigma ini mulai populer pada akhir abad ke 19, Adjarian.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Nabil Adlani |
KOMENTAR