adjar.id – Adjarian bisa membuat kalimat bahasa Jawa dan menggunakan konjungsi?
Nah, jika diterjemahkan dalam bahasa Jawa, kongjungsi atau kata penghubung disebut dengan tembung panggandheng.
Dalam bahasa Jawa, tembung panggandheng yaiku tembung sing dinggo nggandheng tembung karo tembung, frasa karo frasa, klausa karo klausa, utawa ukara karo ukara.
Artinya, tembung panggandheng adalah tembung yang digunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat.
Tembung panggandheng ini merupakan materi yang cukup penting dipelajari jika Adjarian sedang belajar bahasa Jawa.
Sehingga, penyusunan kalimat pun akan lebih tertata dengan rapi dan efektif.
O iya, sama seperti konjungsi dalam bahasa Indonesia, tembung panggandheng juga memiliki dua fungsi berdasarkan dengan jenis kalimat atau klausanya.
Setelah memahami pengertiannya, simak fungsi dan contoh tembung panggandheng di bawah ini, yuk!
“Dalam bahasa Indonesia, tembung panggandheng disebut dengan konjungsi atau kata penghubung.”
Baca Juga: Tembung Rangkep: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
Fungsi Tembung Panggandheng
Dalam bahasa Jawa, tembung panggandheng atau konjungsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kata konjungsi yang menggabungkan kalimat setara dan konjungsi yang menghubungkan kalimat bertingkat.
1. Untuk Menghubungkan Kalimat Setara
Tembung panggandheng jenis satu ini berfungsi untuk menghubungkan kalimat atau klausa yang setara.
Baca Juga: Tembung Sesulih Purusa: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
Contoh penggunaan:
- Aku lan ibuku lunga menyang Boyolali numpak mobil.
(Aku dan ibuku pergi ke Boyolali naik mobil.)
- Rina pengen kuliah ning Malaysia, nanging biayane larang.
(Rina ingin kuliah di Malaysia, tetapi biayanya mahal.)
“Terdapat dua fungsi tembung panggandheng, untuk menghubungkan kalimat setara dan kalimat bertingkat.”
2. Untuk Menghubungkan Kalimat Bertingkat
Baca Juga: Tembung Andhahan: Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh-contohnya
Nah, kalau tembung panggandheng bertingkat digunakan untuk menghubungkan kalimat atau klausa yang kedudukannya tidak setara.
Contoh penggunaan:
Baca Juga: Apa Itu Tembung Yogyaswara? Berikut Penjelasan dan Contoh-contohnya
- Bapak mboten sios tindhak kantor amarga padharanipun gerah.
(Bapak tidak jadi pergi ke kantor karena perutnya sakit.)
- Awake dewe kudu sregep sinau supaya iso dadi wong sukses.
(Kita harus rajin belajar supaya bisa jadi orang sukses.)
Nah, Adjarian, demikianlah pengertian, fungsi, dan contoh tembung panggandheng atau konjungsi dalam bahasa Jawa.
Coba kerjakan soal di bawah ini, yuk!
Coba Jawab! |
Sebutkan salah satu contoh tembung panggandheng yang berfungsi untuk menyatakan waktu! |
Petunjuk: Cek halaman 3. |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Nabil Adlani |
KOMENTAR