Ata Bupu setuju untuk membantu sepasang Ana Kalo, tapi dengan syarat sepasang Ana Kalo tidak boleh meninggalkan ladang Ata Bupu agar tidak dimangsa oleh Ata Polo.
Namun, suatu hari Ata Polo datang menghampiri Ata Bupu dan mengetahui keberadaan sepasang Ana Kalo.
Ata Polo ingin memangsa sepasang Ana Kalo, tapi Ata Bupu meminta Ata Poli untuk menunggu hingga Ana Kalo dewasa dan tidak anak-anak lagi.
Saat sepasang Ana Kalo dewasa dan menjadi Koo Fai dan Nuwa Muri, Ata Polo menagih janji Ata Bupu.
Akan tetapi Ata Bupu tidak menginginkan sepasang Ana Kalo dimangsa oleh Ata Polo.
Demi menghindari Ata Polo, Ata Bupu dan sepasang Ana Kalo pergi ke perut bumi.
Baca Juga: Sinopsis Legenda Gunung Tangkuban Perahu, Kisah tentang Sangkuriang #MendongenguntukCerdas
Namun, Ata Polo ikut mengejar hingga mereka semua tertelan perut bumi.
Tidak lama setelah kejadian itu, muncul air berwarna biru dari tempat terkuburnya Ata Bupu dan warna merah di tepat terkuburnya Ata Polo.
Sedangkan di tempat terkuburnya sepasang Anak Kalo muncul warna hijau.
Nah, itulah legenda Danau Kelimutu yang juga dikenal dengan nama Danau Tiga Warna di Kabupaten Ende, Adjarian.
(Penulis: Yomi Hanna, Atika Mayasari)
#MendongenguntukCerdas
Coba Jawab! |
Mengapa Danau Kelimutu disebut Danau Tiga Warna? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR