adjar.id - Kali ini kita akan membahas tentang aksara Sunda yang digunakan dalam bahasa Sunda.
Dalam aksara Sunda terdapat sistem atau aturan yang disebut rarangken.
Apa Adjarian pernah mendengar tentang rarangken?
Rarangken dalam bahasa Indonesia disebut dengan vokalisasi.
Rarangken atau vokalisasi adalah aturan dalam aksara Sunda yang mengatur penulisan dan pembacaan aksara Sunda.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa rarangken adalah sistem yang mengatur penggunaan aksara Sunda.
Ketika menulis dan membaca aksara Sunda, kita harus memahami dulu rarangken.
Sebab, aksara Sunda ini digunakan untuk menulis bahasa Sunda, sehingga harus dituliskan secara benar agar terjalin komunikasi yang baik dan benar.
Rarangken dibagi menjadi beberapa jenis. Apa saja jenis rarangken dan kegunaanya dalam aksara Sunda? Yuk, simak pembahasan berikut!
Baca Juga: 5 Jenis Kecap Bilangan dalam Bahasa Sunda dan Contohnya
Jenis Rarangken dalam Aksara Sunda
Aksara Sunda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah huruf yang digunakan untuk menuliskan bahasa Sunda.
Huruf dalam aksara Sunda bermula dengan ha dan berakhiran dengan nga.
Bentuk serta kaidah penulisan aksara Sunda sama dengan aksara Jawa.
Penulisan aksara Sunda diatur melalui aturan penulisan salah satunya disebut rarangken.
Penempatan penulisan rarangken dapat ditempatkan di gigir (samping), di luhur (atas), dan di hadap (di bawah).
Aturan rarangken dibedakan menjadi tiga jenis. Berikut pembahasan jenis-jenis rarangken.
1. Ngarobah
Ngarobah merupakan bagian dari rarangken yang berfungsi merubah bunyi vokal ngalagena dasar yang awalnya berbunyi "a".
Baca Juga: Ucapan Terima Kasih dalam Bahasa Sunda dan Contoh Kalimatnya
2. Ngasupkeun
Ngasupkeun adalah bagian dari rarangken yang befungsi memasukkan atau menyelipkan bunyi ngalagena ke dalam ngalagena dasar.
3. Nganambahan
Nganambahan adalah bagian dari rarangken yang berfungsi menambahkan bunyi ngalagena mati.
Macam-Macam Rarangken dan Kegunaanya
1. Penghulu
Penulisannya ditempatkan di atas dan masuk ke jenis ngarobah. Kegunaanya untuk merubah bunyi konsonan menjadi "i".
2. Pamepet
Penulisannya ditempatkan di atas dan masuk ke jenis ngarobah. Kegunaanya merubah bunyi konsonan menjadi "e".
Baca Juga: Ucapan Selamat Sore dalam Bahasa Sunda beserta Artinya
3. Paneuleung
Penulisannya ditempatkan di atas dan masuk ke jenis ngarobah. Kegunaanya merubah bunyi konsonan menjadi "eu".
4. Paneleng
Penulisannya ditempatkan disebelah kiri ngalagena dan berjenis ngarobah. Kegunaanya merubah bunyi konsonan menjadi "è".
5. Panolong
Penulisannya ditempatkan di sebelah kanan ngalagena dan berjenis ngarobah. Kegunaanya untuk merubah bunyi konsosnan menjadi "o".
6. Panyuku
Penulisannya di bawah dan berjenis ngarobah. Kegunaannya untuk merubah bunyi konsonan menjadi "u".
7. Panyakra
Baca Juga: Cara Mengucapkan Selamat Pagi dalam Bahasa Sunda beserta Artinya
Penulisannya di bawah dan berjenis ngasupkeun. Kegunaanya untuk meyisipkan ngalagena "r" di tengah-tengah konsonan.
8. Panyiku
Penulisannya di bawah dan berjenis ngasupkeun. Kegunaanya untuk meyisipkan ngalegena "l" di tengah-tengah konsonan.
9. Pamingkal
Penulisannya di samping kanan ngalagena dan berjenis ngasupkeun. Kegunaanya untuk meyisipkan ngalagena "y" di tengah-tengah konsonan.
10. Pangwisad
Penulisannya di samping kanan ngalagena dan berjenis nganambahan. Kegunaanya untuk menambahkan imbuhan "h".
11. Panglayar
Penulisannya di atas dan berjenis nganambahan. Kegunaanya untuk menambahkan imbuhan "r".
Baca Juga: Ucapan Belasungkawa dan Rasa Prihatin dalam Bahasa Sunda dan Artinya
12. Panyecek
Penulisannya di atas dan berjenis nganambahan. Kegunaanya untuk menambahkan imbuhan "ng".
13. Pamaeh
Penulisannya di samping kanan ngalagena dan berjenis ngarobah. Kegunaanya menghilangkan bunyi "a" pada ngalagena dan menjadi mati.
Nah, itulah jenis dan macam-macam rarangken beserta kegunaanya, Adjarian!
Coba Jawab! |
Apa yang disebut dengan rarangken dalam bahasa Sunda? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Nabil Adlani |
KOMENTAR