Jadi, punden berundak sendiri adalah sebuah bangunan suci yang menjadi tempat pemujaan roh-roh leluhur yang memiliki bentuk bertingkat-tingkat atau berundak-undak.
Hal ini juga menjelaskan bahwa roh leluhur ada di tingkatan paling tinggi yang telah mengalami perjalanan ke dunia arwah dengan adanya puncak yang berundak-undak.
Punden berundak ini terkenal sebagai peninggalan zaman megalitikum yang terbuat dari batu-batuan besar yang di bagian dalamnya terdapat meja batu, peti batu, menhir, dan lain sebagainya.
Masyarakat prasejarah di Indonesia, menganggap punden berundak sebagai sebuah simbol dari gunung suci tempat para roh-roh leluhur tinggal.
Mereka juga meyakini roh leluhur tersebutlah yang akan memberikan berkah, seperti ketenteraman, kesejahteraan, dan kesuburan bagi kehidupan.
Punden berundak ini dalam perkembangannya diakulturasikan oleh kebudyaaan Hindu-Buddha dan juga Islam, lo.
“Peninggalan candi kerajaan Hindu-Buddha menggunakan pola punden berundak dengan bagian atas yang mengerucut.”
Baca Juga: Mengenal Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara di Indonesia
Fungsi dan Ciri-Ciri Punden Berundak
Sebagai sebuah bangunan suci, punden berundak ini utamanya berfungsi sebagai sarana untuk memuja dan menghormati roh-roh leluhur, Adjarian.
Hal ini berkaitan dengan sistem kepercayaan masyarakat pada zaman itu yang masih memagang kepercayaan animisme dan dinamisme.
O iya, pemujaan ini biasanya dilakukan untuk mencegah musibah atau bencana dan memberikah berkah bagi kehidupan masyarakat.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR