adjar.id - Perubahan keseimbangan ekosistem dapat disebabkan oleh kegiatan manusia.
Apa itu ekosistem? Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitar.
Ekosistem juga dapat diartikan sebagai tatanan kesatuan utuh antara unsur lingkungan hidup dan saling memengaruhi, Adjarian.
Unsur lingkungan hidup tersebut seperti biotik, abiotik, dan unsur sosial budaya.
O iya, faktor alami berupa bencana alam dan musim juga dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem, lo.
Misalnya, tanah longsor, tsunami, gunung meletus, badai, dan kemarau panjang.
Lalu, apa saja kegiatan manusia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem?
Yuk, simak pembahasannya berikut ini!
"Perubahan keseimbangan ekosistem disebabkan oleh faktor alami dan kegiatan manusia."
Baca Juga: Ekosistem: Definisi, Komponen, serta Satuan-Satuan Komponennya
Kegiatan Manusia yang Mengganggu Keseimbangan Ekosistem
Keseimbangan ekosistem bisa rusak akibat ulah manusia.
Nah, berikut ini beberapa contoh kegiatan manusia yang bisa mengganggu keseimbangan ekosistem.
1. Penebangan Hutan Secara Liar
Manusia sering kali melakukan penebangan hutan secara liar.
Hal tersebut dilakukan untuk membuka lahan baru atau mengambil kayu.
Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan hutan menjadi gundul.
Dampak dari hutan gundul menjadikan beberapa jenis tumbuhan menjadi punah.
Selain itu, hewan yang bergantung pada tumbuhan itu juga ikut kehilangan tempat tinggal.
Baca Juga: Mengapa Kotoran Kuda Nil Bisa Mengganggu Ekosistem? #AkuBacaAkuTahu
Akibatnya, hewan harus mengungsi untuk mendapatkan tempat tinggal baru.
Namun, untuk hewan yang tidak dapat beradaptasi pada akhirnya akan mati.
O iya, hutan yang gundul juga tidak dapat menyimpan air, Adjarian.
Akibatnya, bencana alam seperti banjir bandang dan tanah longsor bisa terjadi.
Bencana alam adalah faktor alami yang menyebabkan ekosistem hutan terganggu.
"Penebangan hutan dapat mengakibatkan hutan gundul dan terjadinya bencana alam."
2. Penggunaan Bahan Kimia secara Berlebihan
Dalam kegiatan sehari-hari, manusia biasanya menggunakan bahan kimia seperti detergen.
Detergen adalah bahan pembersih yang menghasilkan busa dan dapat mencemari lingkungan.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Produsen, Konsumen, dan Pengurai di dalam Ekosistem
Jika busa detergen dibuang ke perairan, busa itu akan menutupi permukaan perairan.
Akibatnya, sinar matahari tidak dapat menembus ke dalam perairan dan menyebabkan proses fotosintesis tumbuhan air menjadi terganggu.
Tumbuhan jadi kekurangan makanan, layu dan mati. Matinya tumbuhan air memicu persediaan oksigen semakin berkurang.
Akibatnya, hewan air akan kekurangan oksigen dan ikut mati juga.
Nah, keadaan seperti inilah yang menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.
Contoh lainnya adalah penggunaan pestisida, Adjarian.
Pestisida biasanya digunakan untuk memberantas hama tanaman.
Namun, penggunaan pestisida secara berlebihan dapat berdampak negatif seperti memusnahkan hewan lain yang menguntungkan.
"Penggunaan bahan kimia seperti detergen dan pestisida dapat mengakibatkan keseimbangan ekosistem tengganggu."
Baca Juga: Tipe-Tipe Ekosistem di Bumi
3. Perpindahan Penduduk
Perpindahan penduduk dapat mengakibatkan suatu daerah yang didatangi menjadi padat.
Contohnya, perpindahan penduduk dari desa ke kota seperti Jakarta.
Jakarta adalah ibu kota Indonesia dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Semakin padat jumlah penduduk, semakin luas lahan perumahan yang dibutuhkan.
Nah, kepadatan penduduk bisa menyebabkan pencemaran lingkungan.
Contoh pencemaran lingkungan seperti pencemaran udara, tanah, dan air.
Akibatnya, keseimbangan ekosistem pun menjadi terganggu.
"Kepadatan penduduk suatu daerah dapat mengganggu keseimbangan ekosistem."
Baca Juga: Bentuk Pola Interaksi Makhluk Hidup di dalam Suatu Ekosistem
Itulah beberapa kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak ekosistem, Adjarian.
Sekarang jawab pertanyaan di bawah ini, yuk!
Pertanyaan |
Apa dampak dari penggunaan detergen secara berlebihan? |
Petunjuk: Cek halaman 3 dan 4. |
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR