adjar.id – Perjanjian Bongaya di Sulawesi yang melibatkan kerajaan Gowa dengan VOC.
Kerajaan Gowa merupakan kerajaan maritim di Indonesia yang dominan pada saat itu karena memiliki potensi alam melimpah dan wilayah yang strategis.
Kerjaaan ini juga menjadi pusat perekonomian bagi para pedagang dalam negeri maupun pedagang luar negeri.
Para pedagang dari luar negeri datang ke Kerajaan Gowa untuk berdagang, tetapi VOC berbeda dengan pedagang lain.
Mereka datang dengan aktivitas perdagangan yang menekankan pada molopoli rempah-rempah di daerah Gowa.
Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 10 semester 2 edisi revisi terdapat satu soal pada Uji Kompetensi di halaman 86.
Pada soal tersebut, kita diminta untuk menjelaskan makna dan pelajaran yang bisa diambil tentang Perjanjian Bongaya di Sulawesi.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai soal materi sejarah kelas 11 SMA tersebut.
Yuk, kita cari tahu latar belakang dari perjanjian Bongaya di Sulawesi agar bisa menjawab soal Uji Kopetensi di halaman 86!
Baca Juga: Kerajaan-Kerajaan Bercorak Islam di Sulawesi
Latar Belakang Perjanjian Bongaya di Sulawesi
Perjanjian Bongaya terjadi karena adanya perang besar antara Kerajaan Gowa dan VOC yang ingin menguasai daerah Gowa.
Perlawanan Kerajaan Gowa mencapai puncaknya saat masa pemerintahan Sultan Hasanuddin pada tahun 1653 samapi 1669 M.
VOC mengalami kesulitan dalam menembus pertahanan Kerajaan Gowa, hingga mereka memainkan taktik adu domba.
VOC kemudian melakukan kerjasama dengan Aru Palakka dari Soppeng-Bone untuk melawan Kerajaan Gowa.
Akhirnya, Kerajaan Gowa tidak bisa lagi menghadapi pasukan VOC Belanda yang mempunyai peralatan perang yang canggih.
Hingga akhirnya, pada tahun 1667, Sultan Hasanuddin harus menandatangani Perjanjian Bongaya yang sangat merugikan pihak Kerajaan Gowa.
Perjanjian ini dilakukan di daerah Bongaya, di mana dalam perjanjian tersebut Sultan Hasanuddin harus mengakui permerintahan dan kekuasaan VOC di Makassar.
Salah satu isi Perjanjian Bongaya ini adalah Makassar harus mengakui monopoli perdagangan yang dilakukan VOC.
Baca Juga: Jawab Soal Mengapa VOC Disebut Negara dalam Negara?
Makna dan Perlajaran dari Perjanjian Bongaya di Sulawesi
Perjanjian Bongaya dilaksanakan pada 18 November 1667 di Bongaya yang melibatkan Kerajaan Gowa dengan VOC Belanda.
Makna dan pelajaran yang bisa diambil dari Perjanjian Bongaya ini adalah kita hendaknya memikirkan secara matang setiap keputusan yang akan diambil.
Kita juga harus memikirkan baik dan buruk, serta dampaknya bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Meski begitu, terkadang kita memang akan dihadapkan pada dua pilihan yang sulit dan kurang menguntungkan.
Akan tetapi kita harus memilih keputusan yang memiliki risiko paling kecil terhadap diri kira dan orang lain.
Perjanjian Bongaya ini dipilih oleh Sultan Hasanudin agar bisa menghentikan jumlah korban yang terjadi pada peperangan di Sulawesi antara Kerajaan Gowa dengan VOC.
Nah, itulah makna dan pelajaran dari Perjanjian Bongaya di Sulawesi, Adjarian.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR