Hal ini juga bisa dihubungkan dengan adanya Hikayat Ternate yang antara lain menyebutkan Moeloka atau Maluku artinya Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.
Pada abada ke-14, masa Kerajaan Majapahit hubungan pelayaran dan perdagangan antara beberapa pebuhan terutama Tuban dan Gresik dengan daerah Ternate dan Tidore terjadi.
Nah, pada saat itu, pelabuhan-pelabuhan yang masih berada di bawah kekuasaan Majapahit sudah mulai didatangi oleh para pedagang muslim.
Tujuannya yaitu untuk mendapatkan komoditi berupa rempah-rempah, terutama pala dan cengkeh.
Dalam tradisi masyarakat Maluku, dikatakan bahwa Raja Ternate ke-12 bernama Momatea memiliki persabatan yang erat dengan orang Muslim Arab yang datang ke Maluku.
Hubungan perdagangan antara Maluku dengan Jawa dilakukan dengan datangnya kapal-kapal dari Gresik milik Pete Cusuf.
O iya, pada saat itu hanya raja kerajaan Tenate dan Tidore di Maluku yang sudah menggunakan gelar Sultan akibat adanya pengaruh Islam di daerah tersebut.
Baca Juga: Jawab Soal Peran Tokoh Pengembang Agama Islam di Indonesia
Hubungan Kerajaan Ternate dan Tidore dengan Ulama dari Gresik
Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang berdekatan di daerah Maluku dan keduanya menganut agama Islam sejak abada ke-16.
Ajaran agama Islam yang dianut oleh dua kerajaan tersebut dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Jawa dan Malaka.
Nah, ajaran Islam yang berasal dari Jawa sendiri dibawa dan disebarkan oleh Sunan Gresik tatau Maulana Malik Ibrahin yang merupakan salah satu Walisongo.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR