adjar.id - Bisakah Adjarian membedakan kalender Masehi dan kalender Hijriah?
Kalender Masehi dan kalender Hijriah merupakan penanggalan yang mengelompokkan hari, bulan, dan tahun.
Kedua kalender tersebut ditentukan oleh revolusi Bumi dan revolusi Bulan.
Tahun baru dalam kalender Masehi terjadi setiap tanggal 1 Januari.
Tahun baru Masehi tersebut berbeda dengan tahun baru pada kalender Hijriah, Adjarian.
Itu karena penanggalan dalam kalender Masehi dan kalender Hijriah berbeda.
Jadi, apa bedanya kalender Masehi dan kalender Hijriah?
Yuk, kita cari tahu bersama!
"Kalender Masehi dan kalender Hijriah memiliki perhitungan yang berbeda."
Baca Juga: 2022 Jadi Tahun Macan Air, Hewan Apa Saja yang Ada di Kalender Tionghoa?
Tahun Masehi
Tahun Masehi disebut juga dengan tahun Syamsiah atau tahun Matahari.
Tahun Masehi ditentukan berdasarkan kala revolusi Bumi atau perputaran Bumi mengelilingi Matahari.
Waktu yang dibutuhkan revolusi Bumi adalah 365 1/4 hari.
Satu tahun Masehi dibagi menjadi 12 bulan dengan pembagian jumlah hari sebagai berikut.
Baca Juga: Kosakata yang Berhubungan dengan Tahun Baru Imlek dalam Bahasa Inggris
"Kalender Masehi ditentukan oleh revolusi Bumi."
Baca Juga: Asal-Usul Nama Bulan dalam Kalender, Berasal dari Mitologi Yunani
Tahun Hijriah
Tahun Hijriah juga disebut tahun Komariyah atau tahun Bulan.
Tahun Hijriah ditentukan berdasarkan kala revolusi Bulan atau perputaran Bulan mengelilingi Bumi.
Kala revolusi bulan adalah 29 1/2 hari. Sehingga jumlah hari dalam satu tahun adalah 29 1/2 hari x 12, yaitu 354 hari.
Satu tahun Hijriah dibagi menjadi 12 bulan dengan pembagian jumlah hari sebagai berikut.
Baca Juga: Ucapan dan Doa Selamat Tahun Baru dalam Bahasa Inggris dan Artinya
"Kalender Hijriah ditentukan oleh revolusi Bulan."
Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi dalam Bahasa Inggris dan Artinya
Nah, itulah gambaran tentang perbedaan kalender Masehi dan kalender Hijriah, Adjarian.
Sekarang kita coba jawab pertanyaan berikut, yuk!
Pertanyaan |
Berapa jumlah hari pada Bulan Safar? |
Petunjuk: Cek halaman 4. |
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR