Hingga akhirnya metode dakwah dilakukan dengan media kesenian karena masyarakat Jawa pada saat itu senang terhadap kesenian.
Nah, wayah kemudian menjadi salah satu media dakwah yang dilakukan oleh salah satu Walisongo yaitu Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga mengembangkan wayang kulit bercorak Islam yang disebut dengan wayang purwa.
Wayang menjadi salah satu media dakwah dalam penyebaran Islam yang berhasil karena adanya faktor sejarah, psikologi, sampai politik.
Masyarakat Indonesia pada zaman Hindu-Buddha sudah kenal dengan kesenian wayang, sehingga saat Islam masuk wayang masih erat dengan masyarakat.
Saat penyebaran Islam, wayang sering dimainkan di masjid dan masyarakat boleh menyaksikannya dengan syarat harus berwudhu dan mengucapkan syahadat terlebih dahulu,
O iya, Wayang pada masa penyebaran Islam memiliki perbedaan dengan wayang pada masa sebelum Islam, Adjarian.
Baca Juga: Jawab Soal Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Demak
Dalam kebudayaan Islam, wayang purwa tak hanya berbentuk wujudnya saja yang keislaman tetapi juga istilah dalam bahasa pedhalangannya juga berubah.
Selain itu, nama tokoh-tokoh wayang dan lakonnya juga berubah dan lebih bercorak Islam.
Tokoh-tokoh pewayangan khas Jawa seperti Semar, Bagong, Gareng, dan Petruk pun berganti nama menjadi bahasa Arab.
Nah, lakon pada wayang yang digelar lebih sebagai media untuk menyampaikan dakwah Islam pada zaman tersebut, Adjarian.
Hal inilah yang membuat Islam mudah diterima oleh masyarakat pada zaman dahulu saat proses Islamisasi terjadi di pulau Jawa.
Adjarian, itulah tadi peran wayang dalam proses Islamisasi di pulau Jawa yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga yang bisa menjadi referensi dalam menjawab soal Uji Kompetensi di halaman 249.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR