Hal tersebut tentunya membuat kita berpikir, apakah di saat masih adanya pandemi seperti ini, apakah sudah tepat menerapkan pembelajaran tatap muka untuk semua tingkat pendidikan?
Tim Afirmasi= Kami sebagai pihak yang afirmasi yang menyetujui keputusan pemerintah mengenai penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah beranggapan bahwa hal tersebut dinilai sebagai hal yang baik.
Adanya penerapan pembelajaran tatap muka dirasa mampu membuat siswa-siswa belajar secara optimal, tentu dengan diawasi langsung oleh guru pembimbing mata pelajarannya.
Hanya belajar dari rumah cenderung membuat siswa menjadi lebih malas dan sering bermain ponsel.
Pembelajaran dari rumah juga dirasa tidak efektif karena banyaknya siswa yang kurang memahami penjelasan guru dan mengandalkan internet.
Baca Juga: Contoh Teks Laporan Hasil Observasi dengan Tema Tumbuhan
Dengan diadakannya lagi pembelajaran tatap muka, kami yakin akan mengembalikan efektivitas kegiatan belajar mengajat, tentunya dengan pengawasan guru. Lagipula, 80% siswa sudah divaksin secara penuh.
Tim Oposisi= Menurut tim kami sebagai tim oposisi yang menolak ketetapan tersebut, penerapan pembelajaran tatap muka perlu dipikirkan secara matang.
Memang saat ini 80% siswa sudah divaksin, tetapi anak-anak khususnya jenjang SD dan SMP belum bisa mengontrol diri untuk menjaga jarak dengan teman.
Apalagi jika ada jam pelajaran kosong, jam istirahat, dan pulang sekolah, kegiatan siswa sudah di luar kendali guru.
Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan peningkatan penularan COVID-19, terlebih pada siswa yang memiliki penyakit komorbid bawaan.
Ditambah lagi, saat ini angka kasus baru COVID-19 sedang sangat meningkat akibat adanya varian omicron.
Tim Netral= Siswa memang masih sangat butuh bimbingan dari pihak sekolah maupun keluarga. Ilmu yang dipelajari di sekolahan memang menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi siswa.
Pembelajaran di sekolah memang sangat dibutuhkan karena lebih efektif dan mengajarkan banyak nilai moral bagi siswa.
Namun, saat ini kasus COVID-19 sedang meningkat, bahkan mencapai angka puluhan ribu per harinya.
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR