Jiwa patriotismenya sudah terlihat sejak usia muda. Ia tergabung dalam gerakan Kepaduan Bangsa Indonesia (KBI).
Di usia 17 tahun, Bung Tomo berkiprah di bidang politik dengan memasuki Partai Indonesia Raya (Parindra). Selain itu, ia juga aktif dalam dunia menulis dan kewartawanan.
Tulisannya kerap dimuat di beberapa surat kabar seperti Soeara Oemoem dan Pembela Rakyat.
Selain itu, Bung Tomo pernah menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata pada periode 12 Agustus 1955-24 Maret 1956.
Nah, perjuangan Bung Tomo kembali membara saat datangnya tentara sekutu kembali ke Indonesia setelah kemerdekaan.
Tampak tak terima dengan kemerdekaan Indonesia, Belanda masih tetap memperpanjang masa penjajahannya meski negeri ini sudah merdeka.
Pada 19 September 1945, Belanda secara sengaja memancing kemarahan rakyat Surabaya dengan mengibarkan bendera Merah Putih Biru di hotel Yamato.
Baca Juga: Inilah 4 Wujud Sikap Patriotisme dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Seperti yang diketahui, bendera Merah Putih Biru merupakan warna bendera nasional Belanda.
Dengan semangat yang membara, rakyat Surabaya mendatangi hotel Yamato dan menurunkan paksa bendera Belanda.
Ketegangan kian memanas, terlebih setelah Jenderal Mallaby, seorang komandan Brigade 49 divisi 23 meninggal pada insiden di Gedung Internatio.
Kemudian, seorang Komandan tentara Sekutu, Mayjend Mansergh, mengeluarkan ultimatum untuk memerintahkan semua pimpinan bangsa Indonesia mengangkat tangan dan menyerahkan senjata.
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR