adjar.id – Ada berbagai usaha manusia untuk memelihara keanekaragaman hayati agar tidak mengalami kerusakan.
Keanekaragaman hayati terbentuk karena adanya keseragaman dan keberagaman sifat atau ciri dari makhluk hidup.
Keanekaragaman bisa dilihat dari perbedaan ukuran, bentuk, warna, jumlah dan fisiologis makhluk hidup.
Dalam buku Praktis Belajar Biologi kelas 10 SMA terdapat satu soal dalam kolom Soal Penguasaan Materi 4.2 di halaman 81.
Baca Juga: Jawab Soal Pengertian Bioma dan Ciri-Ciri Bioma
Pada soal tersebut kita diminta untuk menjelaskan usaha yang dilakukan manusia untuk memelihara keanekaragaman hayati.
Agar bisa menjadi referensi bagi Adjarian, kali ini kita akan membahas jawaban soal tersebut yang merupakan materi biologi kelas 10 SMA.
Makhluk hidup yang ada di dunia ini beraneka ragam dalam tingkatan genetik, spesies, dan ekosistem.
Yuk, kita simak dulu penjelasan tentang keanekaragaman hayati di Indonesia berikut ini!
Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia terletak pada garis 6oLU–11oLS dan 95oBT–141oBT yang membuat Indonesia memiliki iklim tropis dan dilewati garis khatulistiwa.
Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan berbagai ekosistem, Adjarian.
Ekosistem yang ada di Indonesia meliputi ekosistem air tawar, perairan, rawa gambut, hutan bakau, pantai, dan terumbu karang.
Selain itu, beragam hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, dan jasad renik lain banyak juga terdapat di Indonesia.
Baca Juga: 3 Tingkatan Keanekaragaman Hayati: Gen, Jenis, dan Ekosistem
Sekitar 4.000 jenis tumbuhan, 350.000 jenis hewan, 5.000 jenis jamur, dan 1.500 jenis monera berada di Indonesia.
O iya, di Indonesia, banyak juga jenis makhluk hidup yang merupakan makhluk hidup endemik atau hanya bisa ditemukan di daerah itu saja.
Hewan endemik di Indonesia di antaranya ialah komodo, burung cendrawasih, walabi, kadal berjumbai, kanguru pohon, bekantan, harimau Sumatra, macan tutul, anoa, dan maleo.
Banyaknya keanekaragaman hayati di Indonesia membuat kita sebagai manusia harus bisa menjaga hal tersebut akan keanekaraman tidak rusak atau punah.
Usaha Manusia Memelihara Keanekaragaman Hayati
Berikut ini beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk memelihara keanekaragaman hayati di antaranya:
1. Melakukan Reboisasi
Reboisasi atau penghijauan kembali merupakan salah satu cara untuk memelihara keanekaragaman hayati.
Penghijauan bisa dilakukan dengan mudah, seperti menam pohon di ruang terbuka, atau menanam pohon di hutan.
Hutan menjadi tempat yang penting bagi para hewan agar bisa melangsungkan kehidupannya.
Sehingga hewan dan tumbuhan bisa hidup dengan baik di alam terbuka sebagai habitatnya.
Baca Juga: Melakukan Konservasi Flora dan Fauna untuk Menjaga Kekayaan Indonesia
2. Melakukan Tebang Pilih
Tebang pilih adalah proses seleksi dalam menentukan pohon yang cocok untuk ditebang.
Hal ini penting demi menjaga agar jumlah pohon yang ada di wilayah tersebut tidak berkurang.
Pohon sendiri menjadi salah satu paru-paru dunia yang berguna bagi kelangsungan kehidupan mahluk hidup.
3. Pelestarian Alam
Pelestarian alam merupakan suatu tindakan untuk menjaga spesies hewan atau tumbuhan agar tidak punah.
Pelestarian alam bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara insitu dan eksitu.
Pelestarian insitu adalah pelestarian alam di dalam habitat asli dari spesies tersebut sehingga spesies bisa berkembang biak di habitat aslinya.
Misalnya seperti taman nasional ujung kulon yang menjadi tempat pelestarian badak bercula satu.
Baca Juga: Mengenal Peran dan Fungsi Sumber Daya Alam Hayati bagi Kehidupan
Sedangkan pelestariaan eksitu adalah pelestarian alam di luar habitat aslinya.
Misalnya dengan membuat margasatwa untuk melindungi hewan dari kepunahan karena habitatnya yang sudah hilang.
O iya, bagi tanaman, bisa dibuat kebun raya yang sebagai tempat pelestarian bagi tanaman sekaligus tempat untuk penelitian, pendidikan, serta tempat wisata.
Nah, itu tadi usaha manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati pembahasan soal pada bagian Soal Penguasaan Materi 4.2, halaman 81.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR