adjar.id – Adjarian, dalam pemanfaatan sumber daya alam, ada berbagai jenis pertanian lahan basah yang diusahakan.
Pemanfaatan sumber daya alam ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia itu sendiri.
Pertanian merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak berada di Indonesia, lo.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai jenis dari pertanian lahan basah yang dimanfaatkan di Indonesia yang juga menjadi materi geografi kelas 11 SMA.
Baca Juga: Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Peternakan
Daerah yang memiliki tanah subur bisa menjadi tempat bagi lahan pertanian yang produktif dan menguntungkan.
Kondisi sumber daya tanah negara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari tanah vulkanis dan endosol merupakan salah satu faktor pendorong dari kegiatan pertanian.
Beberapa mineral yang dikeluarkan perut bumi pada saat erupsi gunung api merupakan unsur hara yang sangat diperlukan dalam pertumbuhan tanaman.
Yuk, kita simak penjelasan mengenai pertanian lahan basah berikut ini, Adjarian.
“Karena banyaknya tanah vulkanis di Indonesia membuat sebagai besar penduduk Indonesia bergerak dalam sektor pertanian dan perkebunan.”
Pertanian Lahan Basah
Pertanian lahan basah termasuk ke dalam sistem pertanian yang dikembangkan di Indonesia.
Sistem pertanian lahan basah sering juga dinamakan sebagai pertanian sawah yang merupakan pusahaan sumber daya tanh yang paling banyak di Indonesia.
Pola budidaya pertanian sawah paling optimal jika dikembangkan di wilayah dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 300 meter di atas permukaan laut.
Hal ini karena pada daerah tersebut persediaan air teruma air permukaan untuk irigasi cukup banyak sepanjang tahunnya.
Baca Juga: Pengelompokkan Sumber Daya Alam yang Bisa Diperbarui
Pada ketinggian 300 meter ini sangat optimal, meskipun pada ketinggian 300 sampai 500 meter di atas permukaan laut masih bisa diuapayakan untuk menanam padi.
Akan tetapi, hasilnya tidak akan sebaik membudidayakan di kawasan dataran rendah yang memiliki ketinggian 300 meter.
Selain itu, bentuk morfologi wilayahnya juga sudah mulai bergelombang dan terdapat beberapa wilayah perbukitan.
“Wilayah yang berada pada ketinggian 300 meter ke bawah sangat cocok bagi pertanian karena ketersediaan air masih baik.”
Pada ketinggian di atas 500 meter, pertanian sawah dinilai tidak optimal karena suhu udara pada daerah tersebut sudah mulai sejuk.
Selain itu persediaan air sudah mulai berkurang dan tidak sebanyak apabila ditanam di daerah kurang dari 300 meter.
Akan tetapi ada beberapa wilayah yang cadangan air tanah dan air pemukaannya sangat kurang, budidaya tanaman padi ini biasa diupayakan penduduk dalam bentuk ladang.
Jadi, penduduk bertani dengan menggunakan sistem ladang atau huma dengan menanam jenis padi gogo.
Baca Juga: Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia
O iya, pada daerah yang ketinggiannya di atas 500 meter sendiri memiliki bentuk morfolagi wilayah yang mulai bergelombang dan beberapa wilayah pebukitan.
Hal ini membuat sistem pertanian yang diusahan sudah menggunakan sistem terasering atau sengkedan tanah.
Tujuan dibuatnya sistem terasering ini yaitu untuk mengurangi laju erosi tanah pada lahan yang miring.
“Pada wilayah dengan ketinggian di atas 500 meter, kurang optimal karena suhu dan kandungan air di wilayah tersebut.”
Jenis Pertanian Lahan Basah
Berikut ini, beberapa jenis budidaya pertanian lahan basah yang umumnya diupayakan penduduk, di antaranya:
1. Sawah Irigasi
Sawah irigasi merupakan sawah yang paling tinggi tingkat produktivitasnya, dengan air yang berasi dari iringasi.
Sehingga setiap saat kebutuhan air bagi sistem pertanian bisa terpenuhi dengan maksimal.
Selain itu, tingkat keseburan tanah juga sangat tinggi sehingga panen bisa dilakukan hingga tiga kali dalam setahun.
Baca Juga: Pemanfaatan Sumber Daya Alam dalam Aktivitas Pertanian
2. Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan merupakan sawah yang sistem pengairannya mengandalkan curah hujan, di mana jenis sawah ini hanya bisa diolah jika ada air hujan.
Jadi, sawah ini hanya bisa dioptimalkan pada saat musim hujan saja dan pada musim kemarau sawah tidak diolah karena air yang sulit didapatkan.
3. Sawa Bancah
Sawah bancah atau sawah pasang surut merupakan sawah yang terdapat di sekitar muara-muara sungai atau rawa di sekitar pantai.
Jenis padai pasang surut biasa diupayakan penduduk di sekiatar kawasan atanah aluvial di muara sungai, sebagai hasil sedimentasi lumpur karena luapan air sungai.
“Sawah irigasi merupakan jenis sawah yang banyak dibudidayakan oleh penduduk Indonesia.”
4. Sawah Kambang
Sawah kambang merupakan jenis tanaman padi yang panjang batangnya bisa disesuaikan dengan tinggi muka air pada lahan sawah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam sistem padi kambang, yaitu petani harus mengerti dengan baik mengenai perilaku air di daerah tersebut.
O iya, hasil pertanian padi kambang ini masih kurang baik, yaitu hanya 0,5 kali dari hasil pertanian irigasi.
Baca Juga: Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia untuk Beragam Aktivitas Manusia
5. Sawah Padi Gogo-Rancah
Padi gogo rancah yaitu sistem pertanian yang mengupayakan jenis padi yang pada saat pengairan cukup baik saat musim hujan menjadi padi sawah biasa.
Akan tetapi jika tidak ada air, padi ini akan berubah menjadi padi gogo atau huma, di mana tanamannya menggunakan bentuk ladang.
Nah, itulah tadi, jenis pertanian lahan basah yang diusahakan oleh penduduk dalam bertani, yang salah satunya dengan sistem sawah irigasi.
Sekarang, yuk, coba jawab pertanyaan berikut ini!
Pertanyaan |
Mengapa menanam padi pada wilayah di bawah 300 meter lebih baik daripada di atas 300 meter? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Tonton juga video berikut ini!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR