adjar.id - Pandemi COVID-19 akibat merebaknya virus corona belum berakhir, Adjarian.
Baru-baru ini justru ditemukan varian baru, yakni Omicron.
Varian B.1.1.529 atau disebut varian Omicron ditemukan pertama kali di Afrika Selatan.
Kemudian, varian baru tersebut tidak lama juga terdeteksi di berbagai wilayah lain di dunia seperti Inggris, Jerma, Italia, Skotlandia, Belgia, Botswana, Israel, dan Hongkong.
Baca Juga: Sedang Jadi Sorotan, Apa Saja Gejala Varian Baru COVID-19 Omicron?
Varian virus corona ini mengkhawatirkan banyak orang dan sedang menjadi perhatian dunia.
Sebab, varian Omicron disebut-sebut jauh lebih menular dari varian virus corona SARS-CoV-2 yang asli.
Nah, benarkah varian Omicron lebih menular?
Varian omicron 5 Kali Lebih Menular
Varian Omicron lima kali lebih cepat menular daripada virus SARS-CoV-2 asli yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok pada tahun 2019 lalu.
Berdasarkan potensi kecepatan penularan tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memasukkan varian Omicron dalam kategori variant of concern (VoC) tanpa melalui kategori variant of interest (VoI).
Apa itu variant of concern dan variant of interest?
Variant of concern adalah varian virus corona yang menimbulkan peningkatan penularan serta tingkat kematian akibat COVID-19, Adjarian.
Baca Juga: Benarkah Virus Corona Varian Delta Lebih Banyak Menginfeksi Anak-Anak?
Sementara itu, variant of interest adalah varian virus corona yang ditandai dengan mutasi asam amino.
Hal itu dapat mengakibatkan adanya perubahan fenotipe virus yang dapat mengubah kondisi epidemiologi, antigeneistas, dan juga virulensi virus.
Nah, varian Omicron digolongkan VoC karena tingkat penularannya mencapai 400 persen lebih tinggi dari variant of concern lain seperti varian delta.
Varian delta sendiri 100 persen lebih menular daripada virus corona asli yang pertama kali ditemukan di Wuhan.
Jadi, varian baru Omicron lebih menular 500 persen daripada virus corona yang asli, Adjarian.
Mengapa Varian Omicron Mengkhawatirkan?
Gejala varian baru Omicron sejauh ini diketahui lebih ringan dari gejala akibat virus corona varian lain.
Namun, begitu varian Omicron ini termasuk mengkhawatirkan, Adjarian.
Sementara ini, varian Omicron dapat lebih cepat menular diduga karena memiliki kemampuan melawan atau menghindari kekebalan tubuh dalam melawan COVID-19.
Dilansir dari Kompas.com, Ahmad Utomo yang merupakan ahli biologi molekuler mengungkapkan bahwa jumlah mutasi pada spike atau gen tanduk protein varian Omicron ada 32.
Baca Juga: Mengenal Varian Lambda, Varian Baru Virus Corona yang Sudah Menyebar di Berbagai Negara
Sedangkan di gen yang sama pada varian delta ada sebanyak delapan.
Nah, mutasi yang banyak pada spike protein tersebut disebut mengkhawatirkan karena spike protein merupakan bagian dari virus yang dipakai kebanyakan vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dalam melawan COVID-19.
Saat ini penelitian lebih lanjut tentang varian baru virus corona ini terus dilakukan, Adjarian.
Nah, jangan lupa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan menjaga kondisi tubuh, ya!
Tonton video ini, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR