adjar.id - Tahukah Adjarian dongeng cerita rakyat asli Indonesia yang menarik untuk disimak?
Yap, di Indonesia sebenarnya ada banyak dongeng berupa cerita rakyat yang memiliki cerita yang menarik dan seru, lo.
Cerita-ceritanya pun bervariasi karena berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga: Apa Itu Dongeng? #MendongenguntukCerdas
O iya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh).
Sementara itu, cerita rakyat adalah cerita zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan.
Nah, berikut ini lima judul dongeng cerita rakyat asli Indonesia yang sangat populer. Simak, yuk!
1. Bawang Merah dan Bawang Putih
Cerita rakyat berjudul Bawang Merah dan Bawang Putih berasal dari daerah Riau, Adjarian.
Bawang Putih adalah perempuan yang baik hati, suka menolong, dan rajin. Sedangkan Bawang Merah merupakan perempuan yang jahat, iri hati, dan dengki.
Suatu hari, Bawang Putih mendapatkan labu dari seorang nenek sihir. Saat dibuka, labu itu berisi emas.
Bawang Merah yang serakah ingin mendapatkannya juga. Ia meminta kepada nenek sihir itu. Namun, labu yang didapat Bawang Merah justru berisi ular berbisa.
Baca Juga: Podcast Dongeng Spesial untuk Anak: Pangeran yang Sabar #MendongenguntukCerdas
2. Malin Kundang
Malin Kundang merupakan cerita rakyat yang berasal dari Sumatra Barat.
Dikisahkan, ada seorang pemuda bernama Malin Kundang yang pergi merantau meninggalkan ibunya. Ia kemudian menikah dengan perempuan dari keluarga kaya raya.
Suatu hari, pemuda itu kembali ke kampung halamannya dan bertemu dengan ibunya. Namun, pemuda itu tidak mengakui ibunya.
Akhirnya, sang ibu mengutuknya menjadi batu karena ia sudah menjadi anak yang durhaka.
3. Batu Menangis
Cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan Barat ini memiliki jalan cerita yang hampir sama dengan cerita Malin Kundang, Adjarian.
Diceritakan ada seorang ibu yang memiliki anak perempuan yang cantik. Namun, anak perempuan ini pemalas dan sombong.
Suatu hari, sang ibu mengajak anaknya ke pasar. Anak perempuan itu mengatakan kepada semua orang bahwa itu bukan ibunya dan hanya seorang pembantu.
Ibunya sedih dan akhirnya berdoa supaya anaknya dihukum karena sudah durhaka. Anak perempuan itu kemudian perlahan menjadi batu.
Perempuan itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya. Namun, sudah terlambat. Akhirnya, ia menjadi batu seluruhnya.
Baca Juga: Jawab Soal Sifat Tokoh dalam Dongeng Si Kancil dan Buaya, Kelas 3 Tema 2 Subtema 4
4. Lutung Kasarung
Lutung Kasarung adalah sebuah cerita rakyat dari Jawa Barat yang mengisahkan tentang seorang putri dengan seekor lutung.
Ada seorang putri bernama Purbasari yang diusir dari istana oleh kakaknya yang dengki karena Purbasari ditunjuk menjadi ratu.
Lalu, ada seorang pangeran dari khayangan yang turun ke Bumi dan menjelma sebagai lutung untuk mencari perempuan yang lebih cantik dari ibunya untuk dijadikan istri.
Purbasari dan Lutung Kasarung bertemu di hutan. Lalu, mereka bersama-sama berusaha untuk merebut takhta kerajaan dari sang kakak yang jahat.
5. Jaka Tarub
Dongeng cerita rakyat Jaka Tarub berasal dari Jawa Tengah.
Alkisah ada seorang pemuda bernama Jaka Tarub yang melihat tujub bidadari di sungai. Jaka Tarub terpesona oleh kecantikan mereka.
Lalu, Jaka Tarub mengambil selendang milik salah satu bidadari itu. Setelah enam bidadari kembali ke khayangan, Jaka Tarub berpura-pura menolong yang satu itu, Adjarian.
Baca Juga: Jawab Soal Karakter Tokoh dalam Dongeng 'Anak Gembala dan Serigala', Kelas 3 Tema 2 Subtema 2
Kemudian mereka menikah dan memiliki seorang anak. Namun, suatu hari sang bidadari menemukan selendang miliknya yang disembunyikan oleh Jaka Tarub.
Ia sangat marah hingga akhirnya memutuskan untuk kembali ke kayangan dan meninggalkan Jaka Tarub serta anaknya.
Itulah beberapa dongeng cerita rakyat asli Indonesia yang sangat populer, Adjarian.
Mana yang jadi favorit Adjarian, nih?
#MendongenguntukCerdas
(Penulis: Cirana Merisa, Rahwiku Mahanani)
Tonton video ini, yuk!
Source | : | bobo.id |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR