adjar.id – Ada beberapa teori masuknya Islam ke Indonesia. Tahukah Adjarian apa sajakah itu?
Adanya jalur perdagangan yang berada di Selat Malaka menjadi salah satu cara masuknya Islam ke Indonesia.
Hal ini tidak lepas dari banyaknya kapal-kapal para pedagang Islam yang singgah di Indonesia untuk berdagang.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai beberapa teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia yang merupakan salah satu materi sejarah kelas 10 SMA.
Baca Juga: Tradisi Perayaan dalam Islam yang Berkaitan dengan Tahap Kehidupan
Hadirnya para pedagang Islam untuk berdagang di Indonesia menjadi salah satu faktor Islam masuk ke Indonesia.
Akan tetapi, adanya petemuan antarpedagang dari berbagai negara membuat munculnya teori masuknya Islam ke Indonesia menjadi lebih beragam.
Teori-teori tersebut dibedakan karena perbedaan waktu masuknya Islam. Ada yang menyebutkan Islam masuk pada abad ke-7 M dan ada juga yang menyebut abad ke-13 M.
Berikut ini penjelasan mengenai teori masuknya Islam ke Indonesia!
“Islam bisa masuk ke Indonesia karena adanya interaksi antara pedagang dari luar dengan masyarakat Indonesia.”
1. Teori Islam dari Gujarat
Para sarjana Barat yang kebanyakan dari negeri Belanda beranggapan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari Gujarat pada sekitar abad ke-13 M.
Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat sendiri terletak di India bagian barat yang dekat dengan laut Arab.
Gujarat memiliki letak yang sangat strategis, yaitu berada di jalur perdagangan antara timur dan barat.
Pedagang Arab yang bermahzab syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal abad ke-7 M.
Baca Juga: Nama Para Penyebar Islam di Indonesia pada Awal Masuknya Islam
Nah, orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia bukanlah orang Arab, melainkan para pedagang Gujarat yang sudah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur.
Hal ini diungkapkan oleh C. Snouck Hurgronje dan J.P Moquetta pada 1912 yang didasari pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 1297 M di Pasai, Aceh.
Menurut Hugronje dan Moquetta, bentuk batu nisan di Pasar dan makam Maulana Malik Ibrahin di Gresik, Jawa Timur memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan di Gujarat.
Moquetta menarik kesimpulan bahwa batu nisan tersebut didatangkan dari Gujarat atau dibuat oleh orang Guharat atau orang Indonesia yang sudah belajar kaligrafi khas Gujarat.
“Teori pertama beranggapan bahwa Islam masuk ke Indonesia karena peran para pedagang dari Gujarat.”
2. Teori Islam dari Persia
Hoesein Djajadiningrat mengungkapkan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia atau sekarang adalah Iran.
Pendapat dari Djajadiningrat ini didasari atas kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Indonesia dan Persia.
Tradisi yang sama ini ialah tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas wafatnya Husein bin Ali.
Tradisi ini di Indonesia berkembang dalam tradisi tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu.
Baca Juga: Kerajaan-Kerajaan Bercorak Islam di Pulau Sumatra
3. Teori Islam dari Arab
Teori yang ketiga beranggapan bahwa Islam berasal dari Arab yang diungkapkan oleh Buya Hamka atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah.
Proses ini berlangsung pada abad ke 7 M yang kemudian diperkuat dengan adanya teori Islam berasal dari Mekkah.
Teori ini dikemukakan oleh Anthony H. Johns, yang dimana menurutnya proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir yang datang ke Indonesia.
Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lain dengan motivasi untuk mengembangkan agama Islam.
Nah, itulah tiga teori masuknya Islam ke Indonesia yang mana ada yang berasal dari Arab, Gujarat, dan Persia.
Yuk, sekarang jawab pertanyaan berikut ini!
Pertanyaan |
Apa bukti sejarah yang menjadi dasar teori Islam masuk ke Indonesia berasal dari Gujarat? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR