adjar.id – Masuknya agama Islam di Indonesia memunculnya nama para penyebar Islam ke penjuru Indonesia, Adjarian.
Perkembangan munculnya Islam di Indonesia tidak lepas dari pengaruh dari adanya persentuhan kebudayaan Nusantara dengan negara yang membawa pengaruh Islam.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai nama-nama orang yang berperan dalam penyebaran Islam di Indonesia yang merupakan materi sejarah kelas 11 SMA.
Baca Juga: Sejarah Masuknya Islam dan Perubahan Kehidupan Masyarakat Indonesia
Penyebaran agama Islam di Indonesia tidak lepas dari peran para wali yang sangatlah penting.
Nah, di Pulau Jawa sendiri proses penyebaran agama Islam memiliki kekhasan sendiri, di mana penyebarannya dilakukan oleh mubalig Islam yang disebut walisongo.
Walisongo sendiri diartikan sebagai orang-orang atau wali yang disucikan dan berjumlah sembilan orang.
Yuk, kita simak pembahasan mengenai nama para penyebar Islam di Indonesia berikut ini!
“Perdangangan menjadi salah satu faktor penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.”
Penyebaran Islam yang dilakukan walisongo pun sangatlah menarik, yakni dengan menggunakan metode yang memudahkan Islam bisa diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.
Berikut ini beberapa nama para wali yang menyebarkan dan mengenalkan Islam kepada masyarakat Indonesia,yaitu:
1. Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahin atau bisa disebut sebagai Makdun Ibrahin atau ada juga yang menyebutnya sebagai Kakek Bantal.
Baca Juga: Mengenal Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Masuknya Agama Islam
O iya, Maulana Malik Ibrahim ini merupakan orang pertama yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Proses dakwah yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim dilakukan dengan hati-hati, bijaksana dan dengan pendekatan secara personal ke masyarakat Jawa.
Maulana Malik Ibrahim mengenalkan budi pekerti yang diajarkan dalam agama Islam dengan tutur kata sopan dan lemah lembut.
Hal itu membuat banyak penduduk di Jawa tertarik untuk memeluk Islam.
“Maulana Malik Ibrahim menggunakan pendekatan secara personal kepada masyarakat Jawa dengan memperkenalkan budi pekerti dalam Islam.”
2. Sunan Ampel
Raden Rahmat atau yang dikenal dengan Sunan Ampel adalah anak dari saudara Raja Majapahit yaitu Kertawijaya, yang mana Sunan Ampel sendiri berasal dari Campa.
Ajaran Sunan Ampel yang terkenal yaitu mengenai falsafah Mo Limo, di mana Mo Limo berarti tidak melakukan lima perkara yang dilarang.
Lima perkara tersebut yaitu Emoh main, emoh ngumbih, emoh madat, emoh madon, dan emoh maling.
Keberhasilan dari Sunan Ampel yaitu melahirkan tokoh-tokoh wali yang lain seperti Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, dan Sunan Derajat.
Baca Juga: Sejarah Masa Kejayaan hingga Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai
Selain itu, Sunan Ampel juga menjadi perencana dari berdirinya Kerajaan Demak yang juga melantik Raden Patah sebagai Sultan Demak.
3. Sunan Bonang
Makhdun Ibrahim atau dikenal dengan nama Sunan Bonang merupakan anak dari Sunan Ampel.
Sunan Bonang sendiri belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampeldenta.
Saat dewasa ia kemudian pindah ke Bonang yaitu desa kecil di Lasem, Jawa Tengah.
Dalam melaksanakan dakwahnya, Sunan Bonang menggunakan media kesenian rakyat yang disebut bonang.
“Sunan Ampel merupakan orang yang merencakan berdirinya Kerajaan Demak di Pulau Jawa.”
Sunan Bonang menabuh bonang dengan diiringi lagu-lagu berupa pantun yang bertemakan keagamaan.
O iya, Sunan Bonang berhasil menggubah lagu gending sekaten dan tembang mocopat yang sampai sekarang masih populer di masyarakat Jawa.
Ajaran yang diberikan Sunan Bonang yaitu berintikan filsafat isyq atau cinta, karena menurutnya cinta sama dengan iman, pengetahuan, dan kepatuhan kepada Allah SWT.
Nah, ajaran tersebutlah yang kemudian disampaikan melalui media kesenian yang mudah diterima masyarakat.
Baca Juga: Contoh Soal dan Jawaban Sejarah Kerajaan Islam di Pulau Jawa
4. Sunan Derajat
Masih Munat atau dikenal dengan sebutan Sunan Derajat merupakan putra dari Sunan Ampel yang juga saudara dari Sunan Derajat.
Dalam melakukan dakwahnya, Sunan Derajat mengajarkan tauhid dan akidah secara langsung kepada masyarakat yang dipadukan dengan alat-alat kesenian.
Alat-alat kesenian yang digunakan Sunan Derajat yaitu dengan menabuh seperangkat gamelan yang juga menciptakan lagu gending pangkur yang masih terkenal sampai sekarang.
O iya, Sunan Bonang ini juga yang memelopori adanya penyantunan terhadap fakir miskin, orang sakit, dan anak yatim, di mana budaya itu masih ada sampai saat ini.
“Sunan Bonang dan Sunan Derajat dalam dakwahnya juga menggunakan media kesenian tradisional rakyat.”
5. Sunan Giri
Raden Paku atau dikenal dengan sebutan Sunan Giri yang pernah belajar ilmu Islam di Pasai, Aceh.
Sunan Giri dengan bantuan rakyat Gresik berhasil mendirikan pesantren di daerah Giri yang menjadi pusat pengembangan pendidikan masyarakat.
Sunan Giri juga pernah diangkat sebagai penasihat dan panglima militer dari Kesultanan Demak.
Sunan Giri juga menciptakan karya seni bernama Gending Pucung yang bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.
Baca Juga: Jenis-Jenis Tradisi Sejarah pada Masyarakat Indonesia Masa Aksara
6. Sunan Kalijaga
Raden Jaka Said atau lebih dikenal dengan nama Sunan Kalijaga merupakan putra dari Tumenggung Wilantika yang menjadi Adipati Tuban.
Sunan Kalijaga dalam melaksanakan dakwahnya menggunakan media wayang yang sudah digemari masyarakat sejak zaman Hindu.
Sunan Kalijaga juga menciptakan berbagai hasil karya seni, seperti lagu Dandang dan Semarangan, menciptakan bedug di masjid, dan menjadi pemerkasa grebeg maulud.
Selain itu, Sunan Kalijaga juga membuat kreasi wayang baru yang diukir pada kulit binatang.
“Media wayang yang digunakan Sunan Kalijaga menjadikan dakwahnya lebih mudah dan lebih diterima oleh masyarakat pada saat itu.”
7. Sunan Kudus
Jafar Sidig atau lebih dikenal dengan Sunan Kudus merupakan panglima tentara Demak yang pergi ke Mekkah untuk memperdalam agama Islam.
Sunan Kudus kemudian berkelana ke Sragen, Simo, sampai Gunung Kidul untuk berdakwah dengan tetap menjadi toleransi terhadap kebudayaan yang sudah ada.
Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus dengan tetap menggunakan simbol-simbol Hindu-Buddha yang bisa kita lihat dari bentuk arsitektur masjid Kudus.
8. Sunan Muria
Raden Prawoto atau dikenal dengan Sunan Muria merupakan putra dari sunan Kalijaga.
Baca Juga: Macam-Macam Candi di Jawa Tengah Bagian Selatan, Materi Sejarah Kelas 11 SMA
Dalam dakwahnya, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah terpencil yang jauh dari kota, yang di mana lereng Gunung Muria menjadi pusat kegiatannya.
Nah, Gamelan menjadi media kesenian rakyat yang digunakan Sunan Muria sebagai media dalam berdakwah.
9. Sunan Gunung Jati
Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan Sunan Gunung Jati yang menjadikan daerah Gunung Jati di Cierebon sebagai pusat dakwahnya.
Nah, Adjarian itu tadi nama para penyebar Islam di Indonesia yang dilakukan oleh para wali yang disebut sebagai walisongo.
Yuk, sekarang jawab pertanyaan berikut ini!
Pertanyaan |
Bagaimana cara dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga? |
Petunjuk: Cek halaman 5. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR