adjar.id - Apakah Adjarian pernah, menanam sebuah biji kacang hijau dan tumbuh menjadi kecambah?
Nah, proses yang kita saksikan itu dikenal dengan proses perkecambahan, ya.
Perkecambahan adalah proses awal pertumbuhan suatu tumbuhan, terutama pada tumbuhan berbiji.
Baca Juga: Jawab Soal Biologi Kelas 12 SMA, Perangkat dalam Fotosintesis
Tumbuhan berbiji akan mulai aktif dan berkecambah setelah air masuk ke dalam benih tersebut, umumnya proses ini dikenal dengan imbibisi air, ya.
O iya, proses perkecambahan melewati beberapa tahap,ya.
Mulai dari imbibisi hingga pemanjangan sel radikula, lo.
Nah, apa sajakah proses, tipe, dan faktor yang memengaruhi perkecambahan?
Yuk, kita simak bersama-sama di bawah ini!
- Proses Perkecambahan
Biji memiliki struktur luar yang kering, ya, Adjarian.
Hal ini disebabkan karena kadar airnya yang sangat sedikit.
Nah, oleh karena itu biji akan tumbuh ketika menyerap air dari lingkungan sekitarnya.
Misalnya, tanah dan udara.
Setelah menyerap banyak air, maka proses perkecambahan dapat dimulai, ya.
- Imbibisi
Imbibisi merupakan proses masuknya air ke dalam benih untuk memicu dimulainya proses perkecambahan.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik, Materi Biologi Kelas 10 SMA
- Pembentukan Enzim
Air yang masuk akan memicu aktifnya hormon giberelin pada embrio.
Nah, hormon tersebut akan memicu sel-sel di lapisan aleuron guna memproduksi enzim amilase, ya.
- Pemanjangan Sel Radikula
Pemanjangan sel radikula diikuti dengan munculnya radikula dan juga tumbuhnya kulit biji.
Kemudian, kecambah yang sudah dihasilkan akan mengalami pertumbuhan primer, ya.
Tipe Perkecambahan
Proses perkecambahan akan dimulai dengan memanjangnya batang, akar, dan daun yang keluar dari biji.
Umumnya, proses perkecambahan dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
- Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal terjadi ketika hipokotil memanjang yang akhirnya mengakibatkan plumula (calon daun) dan kotiledon muncul ke permukaan tanah, Adjarian.
Nah, ketika kotiledon muncul ke permukaan tanah, hal ini memungkinkan kotiledon untuk berfotosintesis sebagai pengganti daun yang belum terbentuk, lo.
Terangkatnya kotiledon juga dikarenakan masa awal pertumbuhan embrio pada bagian hipokotil tumbuh lebih panjang dibandingkan epikotil.
Baca Juga: Jenis-Jenis Sistem Jaringan pada Tumbuhan, Materi Biologi Kelas 11 SMA
- Perkecambahan Hipogeal
Tipe perkecambahan selanjutnya, yaitu perkecambahan hipogeal.
Tipe perkecambahan ini ditandai dengan kotiledon biji yang tidak terangkat ketika berkecambah.
Sebab, pada masa awal pertumbuhan embrio bagian epikotil tumbuh lebih panjang dibandingkan hipokotil.
Beberapa contoh biji yang mengalami perkecambahan hipogeal, seperti jagung, biji padi, dan rumput-rumputan.
Faktor yang Memengaruhi Perkecambahan
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses perkecambahan, yaitu:
1. Air
Air sangat diperlukan agar proses perkecambahan dapat terjadi dan memecah dominasi di dalam biji.
Umumnya, kebutuhan benih akan air tidak akan melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya.
2. Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup.
Saat proses perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat seiring meningkatkanya pengambilan oksigen, pelepasan karbondioksida, air, dan enersi berupa panas.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Homologi dan Analogi dalam Biologi? Ini Pengertian dan Contohnya
3. Temperatur
Salah satu faktor yang memengaruhi proses perkecambahan adalah temperatur.
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan saat proses perkecambahan benih sedang berlangsung.
Sebagian benih tanaman, suhu temperatur yang baik dan optimum di antara 80-950 F, Adjarian.
4. Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya matahari untuk proses perkecambahan pun tergantung jenis tanamannya, ya.
Terdapat beberapa benih yang membutuhkan cahaya agar dapat berkecambah.
Ada juga benih yang terhambat jika ada unsur cahaya.
Nah, itulah Adjarian pengertian perkecambahan beserta proses, tipe dan faktor yang mempengaruhinya yang wajib kita ketahui, ya!
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR