adjar.id - Ratusan hingga ribuan tahun silam, orang-orang percaya Bumi adalah pusat alam semesta.
Orang percaya bahwa semua benda langit mengelilingi Bumi.
Matahari berputar, Bulan berputar, Bintang berputar, dan Bumi hanya diam. Bumilah pusat alam semesta, begitu pikir manusia zaman dulu.
Kemudian pada abad ke-16, seseorang bernama Copernicus bisa membuktikan bahwa kepercayaan itu salah.
Ternyata, Bumi bukan merupakan pusat alam semesta. Lalu, siapa pusat dari alam semesta?
Baca Juga: Kapan Gerhana Matahari Cincin Terjadi? Apakah Terlihat di Indonesia?
Di tata surya yang mejadi pusat adalah Matahari.
Bumi bersama planet-planet lain mengelilingi Matahari. Gerakan berkeliling ini disebut revolusi.
Selain berevolusi, Bumi juga berotasi alias berputar pada porosnya.
Namun, kalau Bumi berputar, mengapa kita tidak merasakannya, ya?
Apakah Adjarian tahu mengapa kita tidak pusing padahal Bumi berputar?
Mengapa Kita Tidak Pusing?
Selain revolusi, bumi juga melakukan perputaran pada porosnya atau yang disebut rotasi.
Rotasi ini kecepatannya mencapai 1.600 kilometer per jam. Cepat sekali, bukan?
Kita bahkan mustahil mencapai kecepatan itu ketika menaiki sepeda motor atau mobil di jalan raya.
Baca Juga: Bagaimana Proses Terjadinya Gerhana Matahari Cincin dan Apa Dampaknya?
Namun, kok, dengan kecepatan yang segitu tinggi, kita tidak merasakan perputaran Bumi?
Nah, ternyata ini karena kita ikut bersama Bumi dalam kecepatan yang sama.
Hal ini membuat kita seolah tidak pernah bergerak.
Pernahkan Adjarian melakukan perjalanan dengan mobil atau kereta api?
Kadang, ketika kita menaiki dua kendaraan itu dan melihat keluar, pohon-pohon dan rumah-rumahlah yang bergerak.
Mobil atau kereta yang kita naiki seolah diam di tempat.
Baca Juga: Kenapa Kelelawar Suka Tidur dengan Posisi Tubuh Terbalik?
Hal ini pulalah yang dulu dijadikan landasan oleh manusia pada zaman dahulu.
Matahari tampak bergerak dan diartikan kalau Matahari yang mengelilingi Bumi.
Padahal itu merupakan pergerakan Matahari atau disebut gerak semu matahari.
Source | : | Bobo.grid.id |
Penulis | : | Irfan Sholeh |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR