adjar.id - Hai, Adjarian! Pasti kalian tidak asing dengan burung Elang, kan?
Elang dikenal sebagai burung yang terbang paling tinggi.
Elang juga dikenal sebagai unggas atau burung yang mempunyai umur paling panjang atau paling lama dibandingkan jenis burung lainnya.
Elang liar tertua yang tercatat berusia sekitar 32 tahun. Namun, umur hewan berdarah panas ini bisa mencapai 70 tahun.
Namun, untuk mencapai umur sepanjang itu, seekor burung elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat dan menyakitkan pada saat umurnya mencapai sekitar 40 tahun.
Baca Juga: 3 Negara Ini Memiliki Zona Waktu Terbanyak di Dunia, Ada Yang 12!
Wah, mengapa begitu, ya?
Sebab, ketika memasuki umur 40 tahun, cakar kakinya yang kuat dan tajam yang biasa digunakan untuk mencengkeram mangsa, akan menua dan tumpul.
Demikian juga dengan paruhnya, yang berfungsi untuk mengoyak-ngoyak daging mangsanya, menjadi semakin panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dada.
Hal itu membuatnya kesulitan untuk menyantap makanan atau mangsanya.
Sayapnya pun menjadi begitu berat lantaran bulunya semakin lebat dan tebal, sehingga menyulitkan sang elang untuk terbang.
2 Pilihan Penting Seekor Elang
Pada saat itulah, seekor burung elang justru harus memilih dua hal penting dalam hidupnya.
Pertama, menunggu kematian secara perlahan-lahan atau melakukan perubahan agar dapat terus hidup.
Melakukan perubahan itu melalui proses yang menyakitkan yang berlangsung selama 150 hari.
Baca Juga: Inilah Faktor Penyebabnya Terjadinya Gerhana Bulan dan Jenis-Jenisnya
Prosesnya mengharuskan elang terbang ke puncak gunung dan duduk di sarangnya.
Sarang elang digunakan hanya untuk membesarkan anak-anaknya.
Elang tidak menggunakan sarangnya kecuali selama beberapa bulan dalam setahun ketika mereka secara aktif membesarkan anaknya.
Nah, di sana, elang harus membenturkan paruhnya ke batu sampai ia mencabutnya.
Paruh dan cakar sangat penting untuk kemampuan elang menangkap dan mengonsumsi makanan. Tidak ada elang yang dapat bertahan hidup tanpa paruh atau cakar
Ketika cakar barunya tumbuh kembali, elang mulai mencabut bulu-bulunya yang sudah tua.
Elang tidak dapat bertahan hidup tanpa makanan selama hampir 150 hari. Beberapa hari tanpa makanan mungkin bisa dilakukan, tapi sekarang tidak lagi.
Baca Juga: Memiliki Gawai Baru? Simak Tips Berikut Agar Gawai Tetap Awet
Setelah habis masa regenerasi selama 150 hari, elang akan siap kembali menjalani sisa 30 tahun kehidupannya dengan energi dan kekuatan yang baru.
Filosofi dari burung elang yang bisa dipetik adalah untuk mencapai suatu impian besar dalam hidup, kita memang perlu berkorban.
Pencapaian dalam hidup kita juga pasti memiliki fase-fase yang sulit dan menyakitkan bagi diri kita.
Tapi percayalah, layaknya elang, setelah kesulitan akan ada kemudahan. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR