adjar.id - Apa yang Adjarian ketahui tentang majas epifora?
Salah satu jenis majas adalah majas repetisi atau pengulangan.
Pengertian majas repetisi menurut KBBI adalah gaya bahasa yang menggunakan kata kunci yang terdapat di awal kalimat untuk mencapai efek tertentu dalam penyampaian makna ulangan (sandiwara dan sebagainya).
Nah, fungsi majas repetisi adalah untuk menegaskan sesuatu dan memperindah suatu karya sastra.
Ada delapan jenis repetisi yang sering digunakan, yaitu anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanalepsis, anadiplosis, epizeukis, dan tautotes.
Kali ini kita akan mempelajari tentang apa itu majas epifora serta contohnya, ya.
Majas epifora atau epistrofa adalah jenis majas repertisi yang berupa pengulangan kata, frasa, atau klausanya terjadi pada bagian akhir kalimat.
Majas epifora sering digunakan dalam karya sastra, terutama puisi dan pidato, untuk memberikan penekanan pada ide atau perasaan tertentu.
Dengan menggunakan epifora, penulis atau pembicara berusaha untuk menciptakan efek dramatis yang membuat pesan yang disampaikan lebih mudah diingat oleh pendengar atau pembaca.
Pengulangan kata atau frasa di akhir baris membuat pembaca atau pendengar lebih terikat dengan emosi yang ingin disampaikan oleh penulis.
Dalam sastra, epifora sering digunakan untuk memperindah bahasa dan memberikan nuansa artistik dalam puisi atau prosa.
Baca Juga: 3 Jenis Majas Metafora serta Contohnya dalam Kalimat
Selain itu, dengan mengulang-ulang bagian tertentu, majas ini memastikan bahwa poin atau ide yang dianggap penting oleh penulis menjadi lebih menonjol dan mudah diingat.
Yuk, kita pelajari sama-sama apa saja contoh majas epifora, ya!
Contoh Penggunaan Majas Epifora
1. Kita berjuang demi rakyat,
Kita bertindak demi rakyat,
Kita menang demi rakyat.
Di sini, frasa demi rakyat diulang pada setiap akhir kalimat untuk menegaskan tujuan utama dari perjuangan yang disampaikan dalam pidato tersebut, yaitu untuk kepentingan rakyat.
2. Aku tidak bisa melupakan senyumnya, senyum itu begitu tulus, senyum itu begitu hangat, senyum itu begitu membekas.
Dalam prosa ini, kata senyum itu diulang di setiap akhir frasa untuk memberikan penekanan pada kesan mendalam yang ditinggalkan oleh senyuman seseorang.
3. Ku menangis karena rindu,
Ku tersenyum karena rindu,
Baca Juga: 3 Jenis Majas yang Digunakan dalam Karya Sastra Hikayat dan Contohnya
Ku hidup karena rindu.
Kata karena rindu diulang untuk menekankan bahwa segala tindakan dan perasaan penulis lirik didasari oleh rasa rindu yang mendalam.
4. Kualitas yang Anda percaya, harga yang Anda percaya, pelayanan yang Anda percaya.
Pengulangan yang Anda percaya memberikan kesan bahwa ketiga aspek (kualitas, harga, dan pelayanan) dalam slogan tersebut dapat dipercaya oleh konsumen, menciptakan kesan positif dan mendorong kepercayaan pada produk atau jasa yang ditawarkan.
Lalu, apa perbedaan majas epifora dan anafora?
Epifora berupa pengulangan kata atau frasa di akhir kalimat atau baris.
Contoh: Kita berjuang untuk keadilan, kita bekerja untuk keadilan, kita hidup demi keadilan.
Sementara anafora adalah majas dengan pengulangan kata atau frasa di awal kalimat atau baris.
Contoh: Keadilan adalah hak kita, keadilan adalah tujuan kita, keadilan adalah harapan kita.
Epifora sering disebut sebagai kebalikan dari majas anafora, yang menggunakan pengulangan di awal kalimat atau baris.
Majas epifora, sebaliknya, mengulangi kata atau frasa pada akhir kalimat atau frasa, memberikan efek penutup yang kuat pada ide yang ingin ditekankan.
Baca Juga: 15 Contoh Kalimat Menggunakan Majas Ironi
Sekarang sudah tahu, ya, apa itu majas epifora serta contohnya.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan majas epifora? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!