adjar.id - Apa saja kaidah bahasa untuk menyampaikan kritik?
Pada artikel ini kita akan mempelajari tentang kaidah bahasa untuk menyampaikan kritik, materi bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Merdeka.
Salah satu jenis sumber bacaan yang dapat digunakan dalam menyampaikan kritik sosial adalah berita. Berita merupakan salah satu jenis teks eksposisi.
Nah, teks kritik diartikan sebagai ulasan yang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya.
Teks kritik memiliki ciri sebagai tulisan yang singkat dan padat serta mengandung opini penulis yang objektif.
Teks kritik juga dilengkapi dengan data pendukung yang teruji kebenarannya, Adjarian.
Menyampaikan kritik adalah salah satu cara untuk memberikan masukan yang membangun terhadap suatu hal.
Namun, dalam menyampaikan kritik, kita harus menggunakan bahasa yang tepat agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan tidak menimbulkan konflik.
Yuk, kita pelajari sama-sama apa saja kaidah bahasa untuk menyampaikan kritik, materi bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Merdeka!
"Menggunakan kaidah bahasa yang tepat dalam menyampaikan kritik sangat penting agar kritik tersebut dapat diterima dengan baik."
Menggunakan Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik
1. Pertanyaan Retoris
Baca Juga: 3 Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik, Materi Bahasa Indonesia Kelas X
Dalam menyampaikan kritik sosial, kita dapat menggunakan pertanyaan retoris.
Pertanyaan retoris adalah suatu pertanyaan yang bisa dijawab oleh penanya itu sendiri.
Pertanyaan ini diberikan untuk menyindir, memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara halus.
Contoh pertanyaan retoris adalah "Apakah setiap orang berhak berbuat baik?"
2. Kata Kerja Material
Tahukah Adjarian? Dalam menyampaikan kritik kita dapat menggunakan kata kerja material.
Kata kerja material ialah jenis kata kerja yang menunjukkan suatu kegiatan atau aktivitas.
Hal ini berkaitan dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun kegiatan.
3. Majas Sindiran
Majas sindiran ialah kelompok majas yang menggunakan maksud atau gagasan dengan cara menyindir.
Baca Juga: Harus Disampaikan dengan Baik, Ini 5 Tips Menyampaikan Kritik
Tujuan dari majas sindiran adalah meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca.
Majas sindiran terdiri dari tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme.
Ironi merupakan gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir.
Sementara sinisme ialah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran menggunakan kata-kata kasar yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati.
Berbeda dengan ironi dan sinisme, sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara ketiganya.
Majas sarkasme secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang atau sesuatu secara langsung bukan menggunakan kata-kata yang kasar.
4. Gunakan Bahasa yang Sopan
Bahasa yang sopan sangat penting dalam menyampaikan kritik.
Meski ingin menyampaikan ketidaksetujuan atau masukan, memilih kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang lain adalah kunci utama.
Hindari kata-kata kasar, merendahkan, atau yang bernada meremehkan. Sebaliknya, gunakan bahasa yang lebih lembut dan ramah.
5. Fokus pada Masalah, Bukan Pribadi
Baca Juga: Bagaimana Cara Menyampaikan Kritik dengan Baik dan Sopan?
Kritik yang baik selalu berfokus pada tindakan atau hasil, bukan menyerang pribadi orang tersebut.
Menyerang pribadi dapat menimbulkan kebencian dan memperburuk situasi.
Kritik yang berfokus pada masalah akan lebih efektif dan membantu orang yang menerima kritik untuk memahami dan memperbaiki kesalahannya.
"Salah satu kaidah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan kritik adalah menggunakan majas sindiran."
Sekarang sudah tahu, ya, apa saja kaidah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan kritik, materi bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Merdeka.
| Coba Jawab! |
| Apa yang dimaksud dengan teks kritik? |
| Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!