adjar.id - Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggambarkan suatu dengan cara menyamakannya dengan suatu hal yang lain.
Singkatnya, majas dipahami juga sebagai kiasan.
Majas dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya majas sarkasme.
Kali ini kita akan membahas soal yang ada di buku Bahasa Indonesia Kelas VII Kurikulum Merdeka, bab 2, halaman 58.
Pada soal tersebut kita ditugaskan untuk mencari majas sarkasme yang ada di cerita komik berjudul "Kue-Kue Mao" di halaman 54.
O iya, cerita ini mengisahkan seorang penyihir bernama Mao yang tidak bisa menguasai mantra.
Oleh karena itu, ia dijauhi oleh teman-temannya. Namun, ada satu peri yang membantunya belajar, yaitu Puri.
Pada akhirnya dengan bantuan Puri, Mao bisa menguasai mantra dan menjadi peri yang berbakat.
Nah, langsung saja kita simak pembahasan soalnya di bawah ini untuk referensi, yuk!
Majas Sarkasme Cerita "Kue-Kue Mao"
Majas sarkasme yang ada di cerita komik berjudul "Kue-Kue Mao", yaitu:
1. "Dasar bodoh! Kau selalu membuat kekacauan!" kata Yeri.
2. "Mulai sekarang, jangan dekati dia. Nanti kita ketularan bodohnya" kata Yeri.
3. "Ayam bakar memang paling pas setelah lelah belajar seharian" kata Piru.
4. "Apa kubilang, kau pasti bisa! Sayang, aku tidak mendapat ayam bakar lagi." kata Puri.
5. "Wah, sekarang kau adalah peri makanan berbakat!" kata Puri.
6. "Kau mau jadi sok jagoan, ya? Jauhi Mao atau kami semua akan menjauhimu!" kata Yeri.
7. "Wah, wah, peri bodoh bisa marah juga!" kata Yeri.
Nah, itu dia pembahasan soal majas sarkasme yang ada dalam cerita komik berjudul "Kue-Kue Mao".
Tonton video ini juga, yuk!