2 Peran Kerajaan Demak dalam Menyebarkan Agama Islam di Jawa

By Nabil Adlani, Jumat, 15 Maret 2024 | 10:30 WIB
Masjid Agung Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa. (dok. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Demak)

adjar.id - Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa.

Kerajaan Demak didirikan pada akhir abad ke-15 oleh Raden Patah.

Kerajaan Demak mengalami kemajuan di masa pemerintahan Sultan Trenggono.

Pada saat itu, Kesultanan Demak bisa memajukan kehidupan agraris, maritim, mempunyai wilayah yang luas, dan menyebarkan Islam.

O iya, Kerajaan Demak bahkan menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa, Adjarian.

Lalu, apa saja peran Kerajaan Demak dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa?

Simak pembahasannya berikut ini, yuk!

"Kerajaan Demak, yang berdiri di akhir abad ke-15, menorehkan sejarah penting sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa."

Peran Kerajaan Demak dalam Menyebarkan Agama Islam

Peran dari Kerajaan Demak dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, yaitu:

1. Adanya Wali Songo sebagai Pendukung Penyebaran Islam

Agenda utama dari Kerajaan Demak adalah Islamisasi Jawa.

Baca Juga: Mengenal Kehidupan Masyarakat di Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Maka dari itu, Islamisasi Jawa tidak hanya berjalan secara personal atau kultural.

Akan tetapi juga secara struktural yang ditopang oleh kekuatan pemerintahan dan politik kerajaan.

Upaya dari Kerajaan Demak dalam menyebarkan agama Islam di Jawa tidak bisa dilepaskan dari peranan Wali Songo.

Wali Songo dikenal sebagai simbol dalam penyebaran agama Islam di Jawa.

Bahkan Wali Songo merupakan pendukung dari berdirinya Kerajaan Demak, sekaligus menjadi penasihat kerajaan.

Wali Songo memiliki peranan penting dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Demak sejak awal berdirinya Kerajaan Demak.

Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Kudus merupakan tiga wali yang menyebarkan agama Islam di wilayah Demak.

Nah, penyebaran Islam di wilayah kekuasaan Kerajaan Demak oleh Wali Songo dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan kesenian dan kebudayaan.

Cara tersebut terbukti efektif dalam menarik simpati masyarakat dan mengajak masyarakat masuk Islam tanpa adanya kekerasan.

Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, peran Kerajaan Demak dalam menyebarkan agama Islam semakin besar.

Sultan Trenggono merupakan raja Kerajaan Demak yang berhasil membawa kerajaan ke masa kejayaan.

Baca Juga: Sejarah Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Di masa pemerintahan Sultan Trenggono, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak semakin luas, bahkan hampir ke seluruh Jawa.

Hal ini membuat penyebaran Islam menjadi semakin pesat dan masif, bahkan sampai ke pelosok-pelosok.

"Wali Songo Membantu Kerajaan Demak dalam penyebaran agama Islam di Jawa."

2. Masjid Agung Demak sebagai Pusat Penyebaran Islam

Selain peran Wali Songo, Kerajaan Demak juga memiliki Masjid Agung Demak yang menjadi pusat penyebaran Islam.

Dalam Babad Demak dijelaskan bahwa sebelum berdirinya Kerajaan Demak di daerah Glagahwangi, sudah berdiri Masjid Agung Demak.

Masjid Agung Demak dibangun dengan dukungan Wali Songo dan menjadi pusat peribadahan kerajaan Islam di Jawa.

Pada abad ke-15, Masjid Agung Demak memiliki peran penting sebagai jantung penyebaran Islam.

Selain itu, Masjid Agung Demak juga menjadi pusat penanaman akidah Islam bagi masyarakat Demak.

Masjid Agung Demak yang masih ada sampai saat ini bisa dikatakan sebagai fondasi awal dalam penyebaran Islam di Jawa.

Sebab, masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama yang menyebarkan Islam di Jawa.

Baca Juga: 7 Peninggalan Kerajaan Demak, Salah Satunya Masjid Agung Demak

O iya, di Masjid Agung Demak ini jugalah umat Islam di Jawa menjalin hubungan dengan berbagai pusat Islam Internasional di luar negeri.

"Masjid Agung Demak menjadi sarana bagi para ulama untuk menyebarkan agama Islam."

Itu tadi peran Kerajaan Demak dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Coba Jawab!
Siapa nama wali yang menyebarkan agama Islam di wilayah Demak?
Petunjuk: Cek halaman 2.

---

Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk., Kemendikbud tahun 2017.