adjar.id - Dalam mata pelajaran bahasa Jawa kelas X terdapat materi paramasastra, Adjarian.
Apa itu paramasastra?
Paramasastra dalam bahasa Jawa adalah ngelmu kang nyinau babagan aksara, wanda, tembung, lan ukara.
Artinya dalam bahasa Indonesia adalah ilmu yang mempelajari tentang aksara, ejaan atau tanda baca, serta tata bahasa dan kalimat.
Secara garis besar paramasatra dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pamilahe tembung, silah-silahing tembung dan ukara.
Nah, untuk lebih mengenal apa itu paramasatra, kali ini kita akan membahas tiga bagian dari paramasastra tersebut.
Berikut adalah pembahasannya.
Yuk, kita simak bersama!
"Paramasastra adalah ilmu yang mempelajari tentang aksara, ejaan atau tanda baca, serta tata bahasa dan kalimat bahasa Jawa."
Bagian-Bagian dari Paramasastra
1. Pamilahe Tembung
Pamilahe tembung atau pilihan kata dalam paramasastra terdiri dari beberapa macam, yaitu:
Baca Juga: Tembung Dwilingga: Pengertian, Jenis, dan Contoh
- Tembung lingga, yaitu tembung yang masih asli belum mengalami perubahan.
- Tembung andahan, yaitu tembung yang sudah mengalami perubahan.
- Tembung rangkep, yaitu tembung yang memiliki dua bagian.
- Tembung camboran, yaitu tembung yang terdiri dari dua atau lebih bagian yang dijadikan satu.
- Tembung tanduk, yaitu tembung lingga yang mendapat awalan hanuswara m, n, dan ny.
- Tembung tanggap, yaitu tembung lingga yang mendapat awalan tripurasa ka, dak, di, dan akhiran -in.
- Ayahane tembung, yaitu jabatan kalimat yang terdiri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan.
2. Silah-Silahing Tembung
Silah-silahing tembung atau jenis tembung dalam paramasastra terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
- Tembung Aran = Kata benda
- Tembung Kriya = Kata kerja
Baca Juga: 30 Contoh Tembung Aran, Tembung Kriya, dan Tembung Kahanan
- Tembung Ganti = Kata ganti
- Tembung Bilangan = Kata bilangan
- Tembung Layanan = Kata sifat
- Tembung Katrangan = Kata keterangan
- Tembung Pangguwuh = Kata seru
- Tembung Penyilah = Kata sandang
- Tembung Penyambung = Kata sambung
- Tembung Pangarep = Kata depan
3. Silah-Silahing Ukara
Silah-silahing ukara atau jenis ukara dalam paramasastra terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
- Ukara Kandha = Kalimat langsung
Baca Juga: Pengertian dan Contoh Ukara Kandha dan Ukara Crita dalam Bahasa Jawa
- Ukara Crito = Kalimat tak langsung
- Ukara Tanduk = Kalimat aktif
- Ukara Tanggap = Kalimat pasif
- Ukara Pakon = Kalimat perintah
- Ukara Panjaluk = Kalimat permohonan
"Secara garis besar paramasatra dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pamilahe tembung, silah-silahing tembung dan ukara."
Nah, itulah peramasastra atau tata bahasa Jawa.
Coba Jawab! |
Apa itu paramasastra? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Bahasa Jawa SMK Kelas X Karya Ari Susanti, S.Pd., dkk.
Tonton video ini juga, yuk!