adjar.id - Kali ini kita akan membahas soal Tabel 6.14 tentang pengaturan rima dalam puisi Nyanyian Gerimis karya Soni Farid Maulana.
Soal tersebut terdapat pada buku bahasa Indonesia Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas X Kurikulum Merdeka, bab 6, halaman 179.
Rima dalam puisi adalah bentuk persamaan atau pengaturan bunyi akhir pada setiap baris dalam puisi, Adjarian.
Salah satu fungsi rima dalam puisi adalah untuk menciptakan keserasian dan keindahan dalam puisi tersebut.
Nah, berikut pembahasan soal Tabel 6.14 yang dapat dijadikan sebagai referensi.
Yuk, simak!
Pengaturan Rima dalam Puisi Nyanyian Gerimis
1. Bentuk rima: Bait pertama
Penjelasan: Pada bait pertama setiap baris memiliki akhiran kata berupa hujan, kuntum, kalbu, sukma, terpendam, dan muara.
Hal tersebut membuat rima akhir dari bait pertama tidak berpola atau tidak beraturan, tetapi dari kata-kata tersebut membentuk asonansi bunyi vokal a-u-u-a-a-a.
2. Bentuk rima: Bait kedua
Penjelasan: Pada bait kedua setiap baris memiliki akhiran kata berupa keheningan, bumi, matamu, pelangi, dan telaga.
Akhiran kata-kata tersebut membuat bait kedua tidak memiliki pola rima, tetapi membentuk asonansi bunyi vokal a-i-u-i-a.
3. Bentuk rima: Bait ketiga
Penjelasan: Sama dengan bait pertama dan kedua, bait ketiga juga tidak memiliki pola rima karena setiap baris dalam bait ketiga diakhiri dengan berbagai kata yang tidak berakhiran sama.
Kata-kata di akhir baris bait ketiga, yaitu nyanyian, itu, berapi, napasmu, lautan, hujan, hujan, rambutmu, bahasa, dan berdua.
Namun, dari kata-kata tersebut membentuk asonansi bunyi vokal a-u-i-u-a-a-a-u-a-a.
Nah, itulah pembahasan soal Tabel 6.14 tentang pengaturan rima.
---
Sumber: Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Karya Fadillah Tri Aulia, dkk., Kemdikbud.
Tonton video ini juga, yuk!