Douwes Dekker memiliki nama asli Danudirja Setiabudi merupakan salah satu pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional.
Walaupun keturunan Belanda, Douwes Dekker adalah seorang pelopor munculnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke-20, Adjarian.
Douwes Dekker bukanlah asli keturunan Indonesia, sehingga dirinya beberapa kali pernah mengalami diskriminasi dari orang-orang Belanda murni.
Salah satu bentuk diskriminasi yang diterimanya adalah orang Indo atau Hindia Belanda tidak bisa menduduki posisi kunci pemerintahan karena tingkat pendidikannya.
Sementara pada posisi yang sama, orang Belanda bisa memperoleh gaji yang lebih tinggi dibanding rakyat pribumi.
Dari hal itulah, Douwes Dekker mempunyai ide untuk mendirikan Indische Bond.
Indische Bond merupakan salah satu organisasi yang dipimpin oleh orang-orang asli Hindia Belanda.
Akan tetapi, organisasi itu tidak bisa berjalan dengan baik karena kurang mendapat dukungan dari masyarakat.
Hingga kemudian, Douwes Dekker mengajak Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo untuk mendirikan partai bernama Indische Partij di tahun 1912.
O iya, Suwardi dan Cipto merupakan dua tokoh yang berasal dari pribumi atau asli Indonesia.
Tujuan didirikannya Indische Partij adalah untuk menciptakan kerja sama antara orang Bumiputera dan orang Indo.
Baca Juga: Perkembangan Periode Semangat dan Komitmen Kebangsaan: Sebelum dan Sesudah