Hal ini berkaitan erat dengan pola mata pencaharian manusia purba yang sudah mulai mengenai sistem pertanian sederhana dan berburu.
Sistem pertanian yang dilakukan masyarakat praakasara umumnya menggunakan sistem ladang berpindah.
Hal inilah yang kemudian memungkinkan adanya pola pemukiman yang sudah menetap.
Contohnya adanya gambar-gambar di dinding gua yang tidak hanya mencerminkan kehidupan sehari-hari, tetapi juga kehidupan spiritual.
Cap-cap tangan dan lukisan di gua banyak ditemukan di Maluku, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Cap-cap tangan dan lukisan tersebut berkaitan dengan ritual penghormatan atau pemujaan nenek moyang, inisiasi, dan kesuburan.
O iya, gambar dinding pada gua juga menggambarkan jenis binatang yang diburu atau binatang yang digunakan untuk membantu perburuan.
Misalnya anjing adalah binatang yang sering digunakan oleh manusia praaksara untuk berburu binatang.
Pada zaman praaksara, pola hunian juga menggunakan penadah angin yang memperlihatkan pola pemukiman menetap.
Penggunaan penadah angin menjadi salah satu konsep tata ruang sekaligus menjadi batas antarruang.
Ternyata, pola hunian tersebut juga masih digunakan sampai saat ini oleh suku bangsa Punan yang ada di Kalimantan.
Baca Juga: Periodisasi Masa Praaksara, Ada Zaman Batu dan Zaman Logam