Sebab pendidikan tersebut hanya diperuntukkan untuk warga pribumi yang bergolongan menengah atau anak pegawai pemerintah saja.
Hal ini bisa tercermin dari pendirian STOVIA yang lebih berorientasi untuk kepentingan Belanda.
Di akhir abad ke-19, berbagai wabah penyakit menyebar di Jawa yang membuat pemerintah kolonial kewalahan.
Pemerintah kolonial membutuhkan banyak tenaga medis, akan tetapi biaya untuk mendatangkan dokter yang berasal dari Eropa sangatlah mahal.
Maka dari itu, pemerintah Hindia Belanda mendirikan STOVIA, yaitu sekolah tinggi pertama yang tujuannya untuk mencetak dokter-dokter pribumi.
Dibukanya sekolah tersebut membuat Belanda bisa mendapatkan tenaga medis yang bayarannya murah dibandingkan mendatangkan tenaga dari Eropa.
Nah, untuk menarik minat dari bumiputra, STOVIA membebaskan biaya pendidikan bagi para siswanya.
Jadi, Belanda mendirikan STOVIA dengan tujuan untuk mendapatkan dokter dari pribumi yang bisa dimanfaatkan demi kepentingan Belanda.
Meski begitu, tidak bisa dibantahnya bahwa STOVIA memunculkan dokter-dokter yang cakap di bidang kesehatan.
Selain itu, STOVIA juga menghasilkan aktivis-aktivis cendekiawan yang membuka jalan kemerdekaan Indonesia.
Banyak lulusan STOVIA yang bahkan menjadi tokoh pergerakan yang menyadarkan masyarakat Indonesia untuk bangkit dalam menentang kolonialisme.
Baca Juga: Jawab Soal Latih Uji Kompetensi tentang Penjajahan Pemerintah Belanda
Lulusan STOVIA juga ikut menyebarkan semangat nasionalisme dalam diri masyarakat Indonesia.
Beberapa lulusan STOVIA, di antaranya dr. Sutomo, dr. Cipto Mangunkusumo, Wahidin Sudirohusodo, R.T Ario Tirtokusumo, dan lainnya.
Nah, itulah pembahasan soal seputar alasan Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20 untuk referensi, Adjarian.
---
Sumber: Buku Sejarah untuk SMA/SMK Kelas XI karya Martina Safitry, dkk.