Jawab Soal Uji Kompetensi tentang Masa Bercocok Tanam dan Sistem Kepercayaan

By Nabil Adlani, Senin, 24 Juli 2023 | 10:00 WIB
Manusia purba pernah memasuki masa bercocok tanam dan memiliki sistem kepercayaan. (pixabay)

adjar.id - Pada buku Sejarah Indonesia kelas X edisi revisi 2017, terdapat soal Uji Kompetensi di halaman 53.

Dalam soal tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masa bercocok tanam dan sistem kepercayaan manusia purba.

Artikel kali ini akan membahas soal tersebut yang bisa menjadi referensi, Adjarian.

Manusia purba pernah memasuki fase hidup bercocok tanam dan memiliki sistem kepercayaan.

Sistem kepercayaan merupakan sistem yang membuat seseorang meyakini sesuatu sehingga dapat memengaruhi pola pikir dan tingkat laku sehari-hari.

Sistem kepercayaan yang dianut pada masa bercocok tanam jelas berbeda dengan kepercayaan masyarakat saat ini.

Pada masa tersebut, manusia purba menganut sistem kepercayaan animisme, dinamisme, dan totemisme.

Nah, sekarang mari kita simak pembahasan soal Uji Kompetensi tentang masa bercocok tanam dan sistem kepercayaan berikut ini!

Uji Kompetensi tentang Masa Bercocok Tanam dan Sistem Kepercayaan

1. Pembukaan lahan yang dilakukan oleh nenek moyang kita dengan penebangan pohon sebenarnya termasuk kearifan lokal yang perlu dijadikan pelajaran.

Bagaimana pendapat dan sikap kamu tentang pernyataan tersebut? Bagaimana pula pendapat kamu tentang aktivitas pembukaan lahan dengan membakar hutan seperti yang dilakukan sekarang ini?

Baca Juga: Sejarah Penemuan Homo Erectus di Indonesia

Jawaban: Pembukaan lahan yang dilakukan dengan penebangan pohon perlu dilakukan.

Sebab lahan datar dan terbuka sangat diperlukan agar bisa menanam berbagai tanaman pokok, salah satunya padi.

Aktivitas pembukaan lahan dengan cara membakar hutan sangat berbahaya.

Hal ini karena kebakaran hutan bisa cepat meluas dan menghasilkan asap kabut yang berbahaya bagi kesehatan, maka dari itu, aktivitas ini harus diperhatikan.

Jadi, proses pembukaan lahan hutan sebaiknya tidak dilakukan dengan cara pembakaran hutan karena berbahaya bagi kesehatan dan kehidupan satwa di sana.

2. Buatlah analisis tentang hubungan antara pola tempat tinggal dengan bercocok tanam!

Jawaban: Manusia purba baru dapat tinggal secara menetap setelah mengenal sistem bercocok tanam.

Dengan sistem ini, manusia purba bisa mendapatkan sumber makanan yang tetap tanpa harus berpindah-pindah mengikuti hewan buruan.

Sebelum mengenal sistem bercocok tanam, manusia purba harus hidup secara berpindah-pindah atau nomaden.

Hal ini dilakukan sesuai dengan mata pencaharian mereka, yaitu berburu.

3. Coba kamu identifikasi alat-alat bercocok tanam pada periode tersebut! Berikan nama alat, fungsi, dan gambar!

Baca Juga: Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia pada Masa Bercocok Tanam

Jawaban: Alat yang digunakan untuk bercocok tanam pada masa manusia purba, di antaranya:

- Kapak lonjong, yaitu batuan yang ditajamkan pada satu sisinya dan diasah harus di bagian sampingnya.

Kegunaan kapak lonjong ini adalah untuk menebang pohon dan membersihkan lahan yang akan ditanam tanaman.

- Beliung, yaitu alat yang digunakan sebagai simbol status sosial dan kepercayaan, serta digunakan juga untuk bercocok tanam.

- Gerabah, yaitu alat penyimpanan yang terbuat dari tanah liat yang dibakar.

Gerabah digunakan untuk menyimpan makanan hasil panen agar bisa bertahan untuk waktu lama.

4. Mengapa manusia purba itu banyak yang tinggal di tepi sungai?

Jawaban: Manusia purba banyak yang tinggal di tepi sungai karena di sana tersedia sumber air bersih.

Selain itu, di tepi sungai juga banyak ditemukan hewan sungai yang bisa menjadi sumber bahan makanan manusia purba.

5. Jelaskan pola kehidupan nomaden manusia purba!

Jawaban: Kehidupan nomaden adalah kehidupan manusia purba yang dilakukan secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Baca Juga: Masa Prasejarah Indonesia: Masa Berburu, Bercocok Tanam, dan Perundagian

Manusia purba pada saat itu hidup nomaden karena mereka belum dapat bercocok tanam dan beternak.

Sehingga mereka harus berburu hewan liat dan mengumpulkan bahan makanan dari hutan.

Perpindahan tempat tinggal ini dilakukan sesuai dengan pergerakan hewan buruan manusia purba.

6. Manusia purba juga memasuki fase bertempat tinggal sementara, misalnya di gua, mengapa demikian?

Jawaban: Manusia purba tinggal sementara mengikuti hewan buruannya atau musim buah.

Mereka bertempat tinggal di gua karena di sana mereka merasa terlindungi dari hewan buas, cuaca, dan kelompok manusia purba lainnya.

7. Apa kira-kira alasan bagi manusia purba memilih tinggal di tepi pantai?

Jawaban: Manusia purba memilih bertempat tinggal di tepi pantai karena di sana banyak hewan air.

Sehingga di sana akan banyak ditemukan sumber makanan bagi mereka.

8. Jelaskan kaitan antara manusia yang sudah bertempat tinggal tetap dengan adanya sistem kepercayaan!

Jawaban: Manusia yang bertempat tinggal menetap akan mempunyai sistem kepercayaan yang lebih kompleks.

Baca Juga: Mengenal Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara di Indonesia

Manusia mulai meninggalkan kepercayaan terhadap alam, seperti animisme dan dinamisme.

Selain itu, manusia juga mulai menganut kepercayaan monotheisme dan politheisme.

Manusia juga mulai membangun berbagai tempat ibadah yang kompleks, seperti punden berundak dan kuil.

9. Adakah hubungan antara sistem kepercayaan masyarakat dengan pola mata pencaharian? Jelaskan!

Jawaban: Ada, sebab sistem kepercayaan biasanya memiliki hubungan dengan mata pencaharian.

Masyarakat tradisional percaya bahwa kekuatan atau dewa atau roh dapat membantu mata pencaharian mereka.

Misalnya, adanya kepercayaan terhadap Dewi Sri yang berkuasa terhadap padi dan bisa membantu pertanian.

10. Buatlah sebuah proyek belajar dengan melakukan penelitian tentang tradisi megalitik dan kepercayaan animisme yang sekarang masih tersisa di daerah kamu.

Jawaban: Kepercayaan animisme yang masih dapat ditemukan, misalnya kepercayaan terhadap Dewi Sri yang berkuasa atas padi.

Kepercayaan tersebut dapat diteliti dengan melakukan pengamatan atau observasi terhadap ritual yang dilakukan warga di suatu daerah.

Nah, itulah, pembahasan soal Uji Kompetensi tentang masa bercocok tanam dan sistem kepercayaan.

Baca Juga: Apa Itu Food Gathering?

---

Sumber: Buku Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.