adjar.id - Perlawanan terhadap VOC dilakukan di berbagai wilayah, termasuk di Riau, Sumatra.
Perlawanan rakyat Riau dipimpin oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah yang merupakan raja Siak.
Riau sendiri merupakan wilayah yang juga diupayakan untuk ditaklukan oleh VOC karena letaknya yang strategis.
Riau terletak di kawasan Selat Malaka yang pada abad ke 17-18 Masehi merupakan pelabuhan dagang yang menjanjikan.
Banyak kapal-kapal dagang internasional yang melintas di Selat Malaka, baik untuk tujuan berdagangan maupun hanya singgah saja.
Hal inilah yang membuat VOC tertarik untuk menguasai wilayah di Selat Malaka karena memiliki banyak keuntungan.
Awalnya, VOC membuat perjanjian dengan Kesultanan Johor-Riau untuk bergabung dan mengusir Portugis dari Selat Malaka.
Akan tetapi, lama-kelamaan perilaku VOC semakin semena-mena, dimulai dari mendirikan benteng persenjataan dan melakukan intimidasi terhadap kesultanan.
Tindakan VOC ini yang kemudian memunculkan perlawanan dari rakyat Riau, Adjarian.
Yuk, kita cari tahu bentuk perlawanan rakyat Riau terhadap VOC berikut ini!
"VOC gencar mendirikan berbagai pos perdagangan di wilayah Indonesia, termasuk di Riau untuk menguasai perdagangan di Selat Malaka."
Baca Juga: Jawab Soal Menjelaskan Siasat Hadiah Sultan
Perlawanan Rakyat Riau terhadap VOC
Perlawanan yang dilakukan rakyat Riau terhadap VOC dipimpin oleh Raja Siak, yaitu Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah merupakan sultan ke-12 dari Kerajaan Siak Sri Inderapura yang merupakan Kerajaan Melayu di wilayah Riau.
VOC atau Vereenigde Oost-Indische Compagnie menurut sejarah sudah mencoba untuk menguasai Siak dan sekitarnya.
Tujuannya untuk memonopoli dan mengendalikan perdagangan rempah-rempah di Nusantara.
Pada awal abad ke-17, VOC pertama kali mendirikan pos perdagangannya di Riau yang kemudian memperluas pengaruhnya di wilayah itu.
VOC berhasil merebut Siak pada tahun 1784 dan memasukkannya sebagai daerah kekuasaan VOC.
Hingga kemudian Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah memimpin perlawanan terhadap VOC di pertengahan abad ke-18 Masehi.
Setelah berhasil merebut Johor, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah kemudian mendirikan benteng pertahanan di Pulau Bintan.
Melalui benteng inilah Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah mengirim pasukannya untuk menyerang Malaka.
Penyerangan ke Malaka ini berada di bawah komando dari Raja Lela Muda bersama putranya, yaitu Indra Pahlawan.
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah juga mengatur siasat untuk melawan VOC dengan cara tipu daya.
Baca Juga: Latar Belakang dan Bentuk Perlawanan Gowa terhadap VOC
Siasat inilah yang kemudian dikenal sebagai siasat hadiah sultan, Adjarian.
Siasat ini dilakukan dengan cara sultan akan berpura-pura berdamai dengan memberikan hadiah untuk VOC.
VOC kemudian menyetujui perdamaian tersebut dan melakukan perundingan di Loji, Pulau Guntung.
Saat melakukan perlawanan dengan VOC, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat.
Sehingga posisinya kemudian digantikan oleh putranya, yaitu Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah.
Nah, di bawah kepemimpinan Sultan Abdul Jalil Muzafar Syah rakyat Siak semakin gigih dalam melakukan perlawanan.
Akhirnya, perjuangan yang dilakukan Sultan Abdul Jalil Muzafar Syah bersama rakyat Siak membuahkan hasil.
Ia berhasil membuat kekuasaan VOC di wilayah Riau dan Sumatra melemah.
Selain itu, Sultan Abdul Jalil Muzafar Syah berhasil membantu mempertahankan integritas wilayah Melayu dari VOC.
"Perlawanan rakyat Riau terhadap VOC awalnya dipimpin oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Abdul Jalil Muzafar Syah."
Demikianlah perlawanan rakyat Riau terhadap VOC di bawah pimpinan Raja Siak.
Baca Juga: Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said: Latar Belakang dan Bentuk
Coba Jawab! |
Siapa yang memimpin perlawanan rakyat Riau terhadap VOC? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Edisi Revisi 2017 karya Sardiman AM dan Amurwani Dwi Lestariningsih.
Tonton video ini juga, yuk!