adjar.id - Kerajaan Kediri merupakan kerajaan bercorak Hindu yang terletak di Jawa Timur.
Pusat pemerintahan kerajaan berada di Kediri, Jawa Timur.
Kerajaan Kediri mempunyai banyak sebutan, seperti Kerajaan Kadari, Kerajaan Panjalu, dan Kerajaan Daha.
Nah, Kerajaan Kediri berdiri tahun 1019 M dari pecahan pemerintahan yang dibangun oleh Airlangga.
Airlangga membagi kekuasannya menjadi dua bagian untuk meminimalisir terjadinya konflik.
Selama berdiri, Kerajaan Kediri banyak dipimpin oleh raja-raja dengan karakteristik berbeda.
O iya, berikut daftar raja Kerajaan Kediri.
"Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Jayabaya di tahun 1135 sampai 1159."
Raja Kerajaan Kediri
Beberapa raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kediri, yaitu:
1. Airlangga
Raja Kerajaan Panjalu berdasarkan kakawin Negarakertagama adalah Airlangga yang menjabat pada tahun 1019 sampai 1042 M.
Baca Juga: 5 Bukti Peninggalan Kerajaan Kediri
Airlangga merupakan sosok yang memutuskan membagi Kerajaan Panjalu menjadi Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala.
2. Sri Samarawijaya
Sri Samarawijaya adalah orang yang dipercaya oleh Airlangga untuk memimpin Kerajaan Kediri atau Panjalu.
Sri Samarawijaya berkuasa sejak tahun 1042 M dan mendapat gelar Sri Samarawijaya Dharmasuparnawahan Teguh Uttunggadewa.
3. Sri Jitendrakara
Sri Jitendrakara merupakan raja ketiga dari Kerajaan Kediri yang tercatat dalam prasasti Mataji.
Sri Jitendrakara menjabat sebagai raja di tahun 1050 M.
4. Sri Bameswara
Sri Bameswara memimpin Kerajaan Kediri di tahun 1112 sampai 1130 Masehi.
Ketika menjadi raja, ia meninggalkan sepuluh prasasti yang berisi tentang perkembangan Jawa di sebelah timur.
Beberapa prasasti peninggalannya, yaitu prasasti Pandenglan I, Karanggayam, Geneng I, Besole, dan Karangrejo.
Baca Juga: Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Kediri
5. Jayabaya
Jayabaya merupakan raja yang berhasil membawa Kerajaan Kediri ke puncak kejayaan.
Jayabaya memerintah di Kerajaan Ketiga dari tahun 1135 sampai 1159 Masehi.
Beberapa peninggalan dari Jayabaya, di antaranya prasasti Talan, Jepun, dan Hantang.
Selain itu, Jayabaya juga meninggalkan kitab kakawin Bharatayuddha.
Pada masa kejayaannya inilah wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri sampai mencapai Kerajaan Ternate dan pantai Kalimantan.
Bahkan, Kerajaan Kediri ini sangat terkenal sampai ke Tiongkok yang dibuktikan dengan adanya tulisan Khou Ku Fei.
Tulisan tersebut menjelaskan tentang karakteristik masyarakat zaman Kerajaan Kediri.
6. Sri Sarweswara
Raja keenam dari Kerajaan Kediri adalah Sri Sarweswara pada tahun 1159 sampai 1171 Masehi.
Peninggalan dari Sri Sarweswara ini, yaitu prasasti Pandegan II dan prasasti Kahyunan.
Baca Juga: 7 Sumber Sejarah Kerajaan Kediri
7. Sri Aryeswara
Sri Aryeswara memerintah Kerajaan Kediri pada tahun 1171 sampai 1181 Masehi.
Sri Aryeswara saat menjadi raja bergelar Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudan Awatara Arijamuka.
Sama dengan pendahulunya, pada masa pemerintahan Sri Aryeswara juga meninggalkan prasasti Angin.
8. Sri Gandra
Menurut prasasti Jaring, raja selanjutnya dari Kerajaan Kediri setelah Sri Aryeswara adalah Sri Gandra yang berasal dari dinasti Isyana.
9. Kameswara
Kameswara merupakan Kerajaan Kediri yang memerintah pada tahun 1182 sampai 1194 M.
Kameswara ini merupakan raja yang berhasil menyatukan Panjalu dan Jenggala yang disebut di dalam prasasti Ngantang.
10. Kertajaya
Kertajaya merupakan raja terakhir dari Kerajaan Kediri sebelum akhirnya runtuh karena serangan dari Kerajaan Singasari.
Baca Juga: 5 Karya Sastra Terkenal dari Kerajaan Kediri
Raja Kertajaya ini dikenal memiliki sikap yang kejam.
Hal inilah yang kemudian membuat para Brahmana bersekutu dengan Ken Arok dari Kerajaan Singasari untuk mengalahkan Kertajaya.
"Raja Kerajaan Kediri, di antaranya Sri Samarawijaya, Bameswara, Jayabaya, Sarweswara, dan Kertajaya."
Nah, itu tadi daftar raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kediri.
Coba Jawab! |
Apa alasan Airlangga membagi pemerintahan Panjalu menjadi dua bagian? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.