Penyebab Terjadinya Agresi Militer Belanda II

By Nabil Adlani, Rabu, 12 April 2023 | 11:45 WIB
Penolakan Belanda terhadap Perjanjian Renville menjadi penyebab terjadinya Agresi Militer Belanda II. (unsplash/Daniel Klein)

adjar.id - Agresi Militer Belanda II terjadi pada 19 Desember 1949.

Agresi Militer Belanda II adalah serangan militer yang dilakukan oleh Belanda kepada Indonesia di Yogyakarta, Adjarian.

Agresi Militer Belanda II merupakan bentuk serangan lanjutan dari Agresi Militer Belanda I yang terjadi pada 21 Juli sampai 5 Agustus 1947.

Tujuan Belanda melakukan Agresi Militer Belanda II adalah untuk menghancurkan status negara Indonesia, menguasai ibu kota sementara Indonesia, dan menangkap pemimpin pemerintahan.

Lalu, apa penyebab terjadinya Agresi Militer Belanda II?

"Agresi Militer Belanda II menyebabkan kerusakan yang masif di Indonesia, khususnya di Kota Yogyakarta yang saat itu menjadi titik serangan."

Penyebab Terjadinya Agresi Militer Belanda II

Penyebab terjadinya Agresi Militer Belanda II adalah karena Belanda tidak puas dengan hasil dari Perjanjian Renville.

Perjanjian Renville sendiri merupakan perundingan yang dilakukan Indonesia dan Belanda di kapal USS Renville milik Amerika Serikat.

Tujuan Perjanjian Renville adalah untuk menyelesaikan konflik Indonesia dan Belanda karena Agresi Militer Belanda I.

Perjanjian Renville sendiri ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda pada 17 Januari 1948.

Perjanjian Renville ini secara garis besar membagi kekuasaan Indonesia dan Belanda di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Jawab Soal Latar Belakang dan Dampak Agresi Militer Belanda I

Akan tetapi, pihak Belanda melanggar perjanjian karena menolak pembagian kekuasaan tersebut.

Belanda tetap ingin berkuasa penuh terhadap seluruh wilayah Indonesia tanpa dibagi-bagi.

Oleh karena itu, Panglima Tentara Belanda Jenderal Spoor kemudian memberikan instruksi agar tentara Belanda di Sumatra dan Jawa melakukan penyerangan pada 18 Desember 1948.

Pada 19 Desember 1948, Belanda mulai menyerbu Kota Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota sementara bagi negara Indonesia.

Pesawat-pesawat Belanda mengudara dari Bandung menuju Yogyakarta.

Saat masih di perjalanan, Komisaris Tinggi Belanda mengumumkan bahwa Belanda sudah tidak lagi terikat dengan Perjanjian Renville.

Setelah tiba di Yogyakarta pasukan angkatan udara dan terjun payung langsung menyerang lapangan terbang Maguwo dan kawasan Yogyakarta bagian timur.

Indonesia yang tidak siap dengan serangan mendadak dari Belanda kemudian kewalahan sehingga Belanda berhasil mengambil alih Kota Yogyakarta.

Mendengar kabar tersebut, Jenderal Soedirman selaku Panglima TNI langsung menyiarkan perintah kilat melalui radio.

Perintah tersebut untuk melawan musuh dengan menerapkan strategi perang rakyat semesta.

Strategi perang rakyat semesta ini menerapkan aksi long march bagi seluruh pasukan ke wilayah masing-masing dan membentuk kekuatan.

Baca Juga: Perjanjian Renville: Isi dan Dampak

Sementara itu, Presiden Soekarno dan para tokoh lainnya diminta mengungsi dan bergabung dengan pasukan gerilya agar tetap aman.

Akan tetapi, berdasarkan rapat kabinet Soekarno menolak dan tetap memilih untuk tinggal di Yogyakarta.

Soekarno juga memberikan mandat kepada Syafrudin Prawiranegara sebagai Manteri Kemakmuran untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi, Sumatra Barat.

"Penolakan terhadap hasil Perjanjian Renville oleh Belanda menjadi penyebab terjadinya Agresi Militer Belanda II."

Nah, itu tadi penyebab terjadinya Agresi Militer Belanda II, Adjarian.

Coba Jawab!
Kapan Agresi Militer Belanda II terjadi?
Petunjuk: Cek halaman 1.

---

Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 2 Edisi Revisi 2017 karya Sardiman AM, dkk.