adjar.id - Pada buku Memahami Geografi terdapat satu soal di bagian esai Uji Kompetensi halaman 217.
Dalam soal tersebut kita diminta untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya variasi suhu udara di permukaan bumi.
Nah, kali ini kita akan membahas soal tersebut, Adjarian.
Suhu udara atau temperatur merupakan salah satu komponen cuaca.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI), suhu adalah ukuran kuantitatif terhadap temperatur; panas dan dingin, diukur dengan termometer.
Suhu udara di permukaan bumi memiliki variasi, misalnya suhu udara di daerah tropis akan lebih panas dibanding daerah kutub.
Untuk mengukur suhu udara diperlukan alat yang bernama termometer.
Termometer ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu termometer maksimum dan termometer minimum.
Pengukuran suhu biasanya dinyatakan dengan menggunakan skala Celsius, Reamur, dan Fahrenheit.
O iya, suhu udara juga memiliki peran yang penting dalam proses penguapan air dan menahan air di udara.
Nah, berikut pembahasan soal faktor penyebab terjadinya variasi suhu udara di permukaan bumi untuk referensi.
Baca Juga: 5 Daerah Terdingin di Indonesia, Ada yang Bisa Capai 9°C di Malam Hari
Faktor Penyebab Terjadinya Variasi Suhu Udara di Permukaan Bumi
Faktor yang menyebabkan terjadinya variasi suhu udara di permukaan, yaitu:
1. Durasi Penyinaran Matahari
Penyinaran matahari memiliki perang yang penting terhadap suhu udara di permukaan bumi.
Semakin lama matahari menyinari suatu wilayah, maka suhu udara di wilayah tersebut akan semakin tinggi.
Hal ini bisa kita lihat di wilayah tropis yang memiliki durasi penyinaran matahari sampai 12 jam.
Sementara di wilayah selatan, sinar matahari tidak memiliki durasi yang lama, sehingga suhunya lebih rendah dibanding wilayah tropis.
2. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat juga dapat memengaruhi variasi suhu udara di permukaan bumi.
Jika suatu tempat berada di ketinggian yang lebih tinggi dibanding wilayah lain, maka suhu udaranya akan semakin rendah.
Sebaliknya, jika suatu wilayah berada di tempat yang rendah, maka suhu udaranya akan semakin tinggi.
Hal ini bisa terjadi karena adanya gejala gradien thermometrik yang menjelaskan bahwa suhu udara rata-rata akan menurun 0,5-0,6 derajat Celsius setiap kenaikan 100 meter.
Baca Juga: Apa Itu Skala Suhu Celsius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur?
3. Sudut Penyinaran Matahari
Sudut penyinaran atau datangnya sinar matahari merupakan sudut yang dibentuk oleh datangnya cahaya matahari dengan bumi.
Jika sudut datangnya tegak, maka intensitas penyinaran matahari akan semakin kuat, sehingga suhu udara semakin tinggi.
Nah, saat sudut sinar matahari miring, maka intensitas cahayanya akan lemah dan suhu udaranya akan dingin.
4. Perbedaan Garis Lintang
Garis lintang adalah garis yang membawa suatu wilayah ke dalam empat wilayah musim.
Empat wilayah musim yang ada di bumi terbagi atas sub tropis, tropis, sedang, dan dingin.
Wilayah yang ada di garis khatulistiwa akan memiliki suhu udara yang lebih panas dan lebih tinggi.
Sementara wilayah yang berada di kawasan dingin, maka suhu udaranya akan lebih rendah, misalnya di daerah kutub.
5. Kondisi Geografis Wilayah
Variasi suhu udara juga dipengaruhi oleh kondisi geografis suatu wilayah.
Baca Juga: Penyebab Suhu Dingin di Sejumlah Wilayah Indonesia Menurut BMKG
Kondisi geografi bisa sangat memengaruhi suhu udara karena daerah yang berada di dekat lautan dengan wilayah yang jauh dari lautan akan memiliki suhu berbeda.
Daerah yang berada di dekat lautan akan memiliki suhu udara yang tidak berbeda setiap harinya.
Sementara daerah yang jauh dari laut akan memiliki suhu yang relatif berbeda pada siang dan malam.
Nah, itulah pembahasan soal seputar faktor penyebab variasi suhu udara di permukaan bumi, Adjarian.
---
Sumber: Buku Memahami Geografi SMA/MA untuk Kelas X karya Bagja Waluya.
Tonton juga video ini, yuk!