Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
“Memang ngapain sih Mas, ke Madura segala? Lama lagi!”
“Diajak survei sama salah satu profesor dan kontraktor, untuk perencanaan bangunan besar di sana, Dik Manis! Sekalian penelitian skripsi Mas….”
Ah, soal bangunan dan penelitian skripsi. Lalu kenapa Mas Gagah bisa berubah jadi aneh gara-gara hal tersebut? Pikirku waktu itu.
“Mas ketemu kiai hebat di Madura,” cerita Mas Gagah antusias.
“Namanya Kiai Ghufron! Subhanallah, orangnya sangat bersahaja, santri-santrinya luar biasa! Di sana Mas memakai waktu luang Mas untuk mengaji pada beliau. Dan tiba-tiba dunia jadi lebih benderang!” tambahnya penuh semangat. “Nanti kapan-kapan kita ke sana ya, Git.
Jawaban
- Nilai yang terkandung pada hikayat
Nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut adalah nilai-nilai kebaikan mengenai menuntut ilmu dan mematuhi perintah orang tua.
- Nilai yang terkandung pada cerpen
Baca Juga: Jawab Soal Mengidentifikasi Majas, Bahasa Indonesia Kelas X Bab IV
Nilai yang terkandung adalah untuk selalu menimba ilmu di mana pun kita pergi.
Bisa jadi di tempat baru kita bisa mendapatkan hal baru dan menemukan sosok baru yang sebelumnya belum pernah kita pelajari keilmuannya.
Dengan demikian, nilai yang terkandung dalam kedua kutipan tersebut, baik teks hikayat maupun cerpen, keduanya mengandung nilai religi atau anjuran untuk menuntut ilmu agama.
Nah, itulah pembahasan soal membandingkan nilai hikayat dan cerpen.