adjar.id – Pembentukan identitas manusia dapat dilakukan melalui dua cara pandang.
Yap, kali ini kita akan membahas mengenai dua cara pandang pembentuk identitas yang menjadi materi IPS kelas 10 Kurikulum Merdeka, Adjarian.
Identitas selalu melekat dalam diri seseorang yang membedakan antara satu orang dengan orang lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identitas adalah jati diri.
Jati diri sendiri berupa ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda.
Secara umum, identitas adalah suatu kesamaan ciri antara beberapa manusia serta ciri-ciri yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya.
Identitas ini merupakan ciri-ciri yang melekat dan tertanam dalam diri setiap manusia, Adjarian.
Identitas pada umumnya didasarkan pada ciri yang sifatnya alamiah, seperti jenis kelamin atau ras yang mudah dikenali secara fisik.
Akan tetapi, ada juga identitas yang tidak berangkat dari ciri-ciri ilmiah, tetapi karena dilekatkan secara sosial, seperti identitas berbasis agama dan suku.
Identitas jenis ini dapat diamati melalui praktik-praktik kehidupan sosial seseorang, misalnya praktik beribadah atau tradisi yang diwariskan oleh suku yang ada.
“Gagasan tentang identitas tidak hanya tentang suku, ras, agama, tetapi juga dikaitkan dengan gaya hidup, keyakinan, dan sebagainya.”
Baca Juga: Jawab Soal Uji Pemahaman tentang Pembentukan Identitas, Materi PPKn Kelas 10 Kurikulum Merdeka
Cara Pandang Pembentukan Identitas
Manusia sebagai makhluk yang berpikir, seperti yang sudah diungkapkan oleh Aristoteles.
Sebagai makhluk berpikir, maka yang menyadari keberadaan makhluk yang lain adalah manusia, bukan makhluk yang lain tersebut.
Ketika berpikir, manusia akan mempertanyakan keberadaan dan eksistensi dirinya.
Manusia menjadi makhluk yang terus-menerus mencari identitas dirinya di mana kondisi ini tidak terjadi pada makhluk-makhluk lainnya, Adjarian.
Dengan demikian, identitas dipahami sebagai kesadaran tentang konsep diri.
Konsep diri merupakan integrasi gambaran diri yang dibayangkan sendiri dan yang diterima dari orang.
Hal ini meliputi apa dan siapa dirinya, serta peran apa yang dilakukan dalam kaitannya dengan diri sendiri dan orang lain.
Dari penjelasan tersebut, gambaran diri itu mempersoalkan tentang bagaimana proses pembentukan identitas.
Menurut Stuart Hall, pembentukan identitas dapat dilihat dalam dua cara pandang, yaitu:
1. Identitas sebagai Wujud
Identitas sebagai wujud atau identity as being ditempatkan sebagai ciri-ciri yang terbentuk.
Baca Juga: Faktor Pembentuk Identitas Nasional, Materi PPKn Kelas 10 Kurikulum Merdeka
Identitas semacam ini diterima sebagai sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan lagi oleh para penggunanya.
Ciri-ciri ini melekat sejak dari awal permulaan yang terbentuk secara alamiah atau dengan sendirinya.
Suatu ciri yang dimiliki bersama serta berada dalam diri banyak orang di mana mereka dipersatukan oleh kesamaan ikatan darah, genetik, sejarah, dan leluhur.
Sudut pandang ini lebih melihat ciri fisik untuk mengidentifikasi mereka sebagai suatu kelompok.
2. Identitas sebagai Proses Menjadi
Identitas sebagai proses dipahami sebagai ciri-ciri yang dibentuk melalui proses sosial.
Identitas sebagai proses menjadi mengandaikan ciri-ciri yang tidak bersifat ilmiah tetapi dibentuk secara sosial.
Ciri-ciri tersebut ditanamkan baik secara individu maupun kelompok melalui berbagai proses sosialisasi di masyarakat.
Pada tingkat kelompok, identitas semacam ini mewujud dalam kesamaan gagasan, nilai, kebiasaan, dan ide baru yang menghasilkan berbagai praktik kehidupan sosial baru.
Oleh karena itu, identitas ini tidak dikenali dari ciri-ciri lahiriyahnya.
“Identitas sebagai wujud terbentuk secara alamiah atau dengan sendiri, sementara identitas sebagai proses menjadi terbentuk karena proses sosial.”
Baca Juga: Mengenal Sejarah Pakaian Kebaya sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Nah, itulah dua cara pandang pembentukan identitas pada manusia, Adjarian.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan identitas? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |