adjar.id - Ada yang pernah mendengar istilah wetonan atau mungkin di antara Adjarian pernah mengikuti upacara wetonan?
Tradisi upacara wetonan adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa yang masih lestari hingga saat ini.
Jika berbicara tentang "weton" sendiri, mungkin banyak di antara kita yang sudah paham.
Yap! Weton adalah hari lahir manusia (hari Masehi) dengan pasarannya, seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Weton memang sangat identik dengan hari lahir manusia yang kemudian banyak digunakan untuk tradisi tertentu.
Nah, singkatnya wetonan ini adalah sebuah tradisi untuk memperingati hari lahir seseorang berdasar kalender Jawa, Adjarian.
Saat jatuh hari wetonan, keluarga biasanya akan menyiapkan banyak suguhan sebagai bentuk rasa syukur.
Tradisi Wetonan
Banyak masyarakat yang menyebut tradisi wetonan dengan sebutan wedalan.
Tradisi ini dirayakan untuk peringatan hari lahir seseorang.
Tradisi wetonan dimaknai untuk mendoakan bayi agar terhindar dari marabahaya diberi panjang umur, dan keberkahan.
Lalu, kapan wetonan dilaksanakan? Apakah setiap ulang tahun seseorang?
Baca Juga: Apa Itu Weton?
Umumnya, wetonan pertama dilakukan saat bayi berusia 35 hari.
Nah, 35 hari ini sama artinya dengan satu bulan dalam perhitungan tanggalan Jawa, Adjarian.
Perhitungan dalam kalender Jawa didasarkan pada kombinasi perhitungan kalender Masehi dan perhitungan hari dalam penanggalan Jawa.
Kombinasi perhitungan tersebut akan menghasilkan penyebutan baru, seperti "Senin Pon, "Rabu Legi", dan sebagainya.
Pada hari tersebut, keluarga sang bayi akan mengadakan upacara tradisi nyelepani (selapan).
Selanjutnya, tradisi wetonan akan dilaksanakan setiap 35 hari sekali.
Contoh saja, weton Adjarian adalah Senin Pon, maka 35 hari setelahnya juga akan jatuh pada Senin Pon dan dilaksanakan upacara lagi, begitu seterusnya.
Namun, saat ini sudah jarang masyarakat yang benar-benar memperingatinya setiap 35 hari sekali.
Latar Belakang Wetonan
Selain untuk mengucap rasa syukur, tradisi wetonan diadakan untuk menghormati sedulur papat.
Sedulur papat terdiri atas empat elemen, di antaranya adalah:
1. Air kawah (air ketuban)
Baca Juga: Mengenal Tradisi Suku Jawa, Salah Satunya Sekaten
2. Ari-ari (Plasenta)
3. Getih (Darah)
5. Puser (Tali pusar)
Keempat elemen tersebut dianggap sebagai saudara bayi ketika di dalam kandungan.
Oleh karenanya, masyarakat Jawa sangat menghormati sedulur papat.
Mereka percaya jika mereka diperhatikan, maka juga akan berdampak baik bagi sang bayi seumur hidupnya.
Nah, itulah gambaran mengenai tradisi wetonan, Adjarian.
Coba Jawab! |
Sebutkan salah satu hari pasaran dalam kalender Jawa! |
Petunjuk: Cek halaman 1. |