Setelah tiga minggu penyerbuan di Tegalrejo, Pasukan Diponegoro melakukan penyerangan ke keraton Yogyakarta dan berhasil memukul mundur Belanda.
Keberhasilan tersebut kemudian disusul dengan adanya kemenangan di beberapa wilayah lain di Jawa.
Hal ini membuat pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro semakin meluas, Adjarian, sampai ke daerah Kedu, Semarang, Rembang, Banyumas, dan Pekalongan.
Sementara di arah timur, pasukan Pangeran Diponegoro meluaskan pergerakannya sampai ke Magetan, Madiun, Kediri, dan sekitarnya.
Sehingga, pasukan ini mampu menggerakkan seluruh kekuatan yang ada di Jawa.
Maka dari itu, kemaudian Perang Dipongeroro ini disebut juga dengan Perang Jawa.
Bahkan, berbagai kekuatan mulai dari rakyat, bangsawan, sampai ulama di Jawa ikut bersatu dalam melawan Belanda.
Meski pada akhirnya Pangeran Diponegoro harus kalah, tetapi perang ini menjadi perlawanan terbesar dan termahal yang harus dihadapi oleh Belanda.
Nah, itulah pembahasan soal mengenai alasan Perang Diponegoro disebut dengan Perang Jawa.