Para saudagar ini mempunyai kekuasaan, kekayaan, dan kemampuan melakukan penjajahan bahkan perlawanan terhadap dominasi asing yang ingin menguasai nusantara.
Hubungan politik antara kerajaan-kerajaan besar dan saudagar-saudagar yang berada di bawah kekuasaannya adalah untuk mendapatkan perlindungan dari penguasa lokal.
Penguasa lokal mendapatkan pembayaran berupa upeti atau komoditi perdagangan.
Namun, jika penguasa lokal tidak bisa memberikan perlindungan, maka para saudagar ini bisa dengan mudah berpindah dan mencari perlindungan dari kerajaan atau penguasa lokal lainnya.
4. Bagaimanakah karakteristik perlawanan terhadap Belanda sebelum dan sesudah abad ke-19?
Jawaban: Sebelum abad ke-19, perlawanan terhadap Belanda dilakukan kepada VOC yang melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Sulawesi dan penguasaan Batavia.
Sementara setelah abad ke-19, perlawanan rakyat dilakukan karena sikap Belanda yang ingin menguasai wilayah nusantara.
Sejumlah perlawanan dilakukan di beberapa daerah, seperti di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Bali.
Akan tetapi, secara keseluruhan perlawanan terhadap Belanda sebelum dan sesudah abad ke-19 masih bersifat kedaerahan.
5. Mengapa Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20?
Jawaban: Belanda mendirikan STOVIA karena beberapa hal, di antaranya karena adanya penerapan politik etis atau politik balas budi di awal abad ke-20.
Baca Juga: Dampak Perkembangan Kolonialisme dalam Bidang Pendidikan di Indonesia
Selain itu, sebelum abad ke-20 juga terjadi wabah penyakit menular sehingga pemerintah kolonial berusaha memperluas layanan kesehatan di kalangan bumiputera.
Nah, itulah pembahasan soal essai Asesmen tentang kolonialisme yang terjadi di nusantara.